ABSTRAKGempa bumi secara konsisten terbukti berhubungan dengan masalah kesehatan mental seperti cemas, depresi dan gangguan stres pasca-trauma segera setelah bencana. Kondisi tersebut akan semakin memburuk bila tidak dideteksi sejak dini dan ditangani dengan baik, sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan mental (trauma healing). Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakit fisik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan korban Gempa Lombok. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan yakni dengan Purposive Sampling dengan jumlah sampel 40 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Analisis data yang digunakan adalah univariat dengan data disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 15 responden mengalami kecemasan ringan (37,5%) dan 25 responden mengalami kecemasan sedang (62,5%). Diskusi: Selain dampak fisik, kejadian gempa juga menimbulkan masalah kesehatan jiwa, salah satunya rasa cemas yang masih dirasakan responden meskipun 8 bulan setelah gempa. Sebagian responden mengelaman kecemasan dalam berbagai kategori sedang dengan skor berbeda. Hal tersebut terjadi dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan pengalaman saat terjadi gempa. Kesimpulan: Sebagian besar responden pada penelitian ini masih mengalami kecemasan sedang.Kata Kunci: Gempa bumi, kecemasanThe Level of Anxiety of Lombok Earthquake Survivors ABSTRACTEarthquakes are consistently proven to be related to mental health issues such as anxiety, depression and post-traumatic stress disorders immediately after disaster. This condition will deteriorate if not detected early and well handled, so it requires mental health services (trauma healing). Excessive anxiety can have a detrimental impact on the mind as well as the body can even cause physical illness. Objectives: The study aims to determine the level of anxiety of Lombok earthquake survivors. Methods: This research is a descriptive study with a cross sectional approach. Sampling techniques used by purposive Sampling with a sample number of 40 people. The instruments used in this study are the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire. Data analysis used is univariate with data presented in narrative form, frequency distribution table and percentage. Results: The results showed that 15 respondents experienced mild anxiety (37.5%) and 25 respondents experienced moderate anxiety (62.5%). Discussion: In addition to physical impact, earthquake incidence also raises mental health problem, one of which is anxiety that was felt by respondents even 8 months after the earthquake. Respondents partly experienced anxiety in the medium category with different score. This can be influenced by gender, age, level of education and experience in the event of an earthquake. Conclusion: most of the respondents in this study is still experiencing moderate anxiety.Keywords: Earthquakes; anxiety
CITATION STYLE
Thoyibah, Z., Sukma Purqoti, D. N., & Oktaviana, E. (2020). Gambaran Tingkat Kecemasan Korban Gempa Lombok. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI), 4(3), 174. https://doi.org/10.32419/jppni.v4i3.190
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.