Penanaman Nilai-Nilai Islam dalam Membentuk Sopan Santun Anak di Raudlatul Athfal Yayasan Nurul Bahra Kabupaten Bone

  • Hermanto H
N/ACitations
Citations of this article
38Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

AbstrakFenomena pada salah satu sekolah di Kabupaten Bone, tepatnya pada RA Nurul Bahra Bone, salah satu RA di daerah Kabupaten Bone yang berada pada naungan Yayasan tamoponreng. Anak-anak usia dini pada sekolah ini mempunyai suatu kebiasaan yang berbeda dengan sekolah pada umumnya, seperti contoh pada setiap sosok kyai pesantren berjalan melewati gedung RA Nurul bahra Bone, anak-anak di sekolah ini secara spontan, tanpa adanya komando dari guru, mereka bergegas saling berebut untuk bersalaman kepada kyai. Berawal dari fenomena di atas peneliti ingin mengetahui secara mendalam tentang penanaman nilai-nilai Islam dalam membentuk sopan santun pada anak usia dini. serta beberapa hambatan guru dalam melakukan proses penanaman nilai-nilai Islam pada anak usia dini di Raudlatul Athfal (RA) Nurul Bahra. Metode penelitian yang peneliti pakai adalah metode kualitatif, dengan pendekatan fenomonologi, dengan mencari data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi kepada beberapa sumber data, setelah itu dilakukan analisis data dari miles dan hubarman disertai dengan triangulasi data. Hasil menunjukkan bahwa cara penanaman nilai-nilai Islam dalam membentuk sopan santun anak adalah mengkonsep bermain sambil belajar, memberikan cerita-cerita tauladan, menonton film Islami sambil belajar, memberikan contoh secara terus menerus, agar menjadi pembiasaan pada diri anak. Sedangkan hambatan dari guru adalah wali murid yang kurang memperhatikan kepada anak dikarenakan berbagai kesibukannya.                                                             AbstractThe phenomenon in one school in Bone Regency, in contrast to RA Nurul Bahra Bone, one of the RA in Bone Regency area which is in the shade of Tamoponreng Fondation. Early childhood at this school have different habits with children in school, such as in every picture of Islamic boarding school Kyai (Cleric) walking past RA Nurul Bahra building, children in this school spontaneously, without seeing the command from the teacher, they know scrambling to shake hands for clerics. Start from the phenomenon in wanting to find out about Islam Islamic values in making polite in early childhood. Some challenges of the teacher in carrying out the process of Islamic values in early childhood at Nurul Bahra Bone’s Raudlatul Athfal (RA). The research method used by researchers is a qualitative method, using phonology, by looking for data through interviews, observation, and data source collection, after which data analysis is carried out from miles and links using data triangulation. The results show how to cultivate Islamic values in shaping the courtesy of children to conceptualize playing while learning, giving stories of exemplary, watching Islamic films while learning, providing complete examples continuously, so that they can be financed according to the child's own needs. While the teacher is the guardian of the student who does not pay attention to the child considering his various activities.

Cite

CITATION STYLE

APA

Hermanto, H. (2019). Penanaman Nilai-Nilai Islam dalam Membentuk Sopan Santun Anak di Raudlatul Athfal Yayasan Nurul Bahra Kabupaten Bone. AN-NISA, 12(1), 560–569. https://doi.org/10.30863/annisa.v12i1.450

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free