Berdasarkan data dari tempat penelitian, jumlah Pneumonia dan BBLR mengalami peningkatan menjadi 59 (7,6%) kasus pneumonia dan 224 (28,9%) kasus BBLR. Kedua kasus tersebut masuk dalam kategori 10 kasus terbesar BBL. Penelitian ini bertuj0uan untuk mengetahui hubungan BBLR dengan kejadian Pneumonia Neonatal di RSUD Kota Bogor Tahun 2018. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang memasuki ruang perinatologi tahun 2018 yaitu sebanyak 775 bayi dan diperoleh sampel sebanyak 264 responden dengan menggunakan metode disproporsional sampling dengan sistematika random sampling. Hasil penelitian didapatkan dari 264 responden sebanyak 59 responden (22,3%) yang terkena Pneumonia Neonatal, dan sebagian besar mengalami BBLR sebanyak 24 responden (38,7%). Dari uji statistic didapatkan p value = 0,001 < α = 0,05 dan OR = 3,014. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara BBLR dengan Pneumonia Neonatal, dimana BBLR memiliki risiko 3,014 kali untuk terjadi Pneumonia Neonatal. Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan pelayanan pada BBLR dan Pneumonia Neonatal.
CITATION STYLE
Aprilliani, A., & Lestari, F. (2020). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia Neonatal. Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia, 10(01), 1–4. https://doi.org/10.33221/jiki.v10i01.421
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.