Kunyit (Curcuma longa) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis dan sub tropis. Di Indonesia, kunyit menyebar secara merata di seluruh daerah. Kurkumin yang merupakan unsur utama kunyit. Penelitian terdahulu melaporkan bahwa kunyit memiliki kandungan kurkumin yang terbukti secara klinis memiliki efek antioksidan, anti-inflamasi, antiproliferasi, dan sitotoksik sehingga mampu menginduksi apoptosis pada sel-sel keganasan darah, payudara, colon, sel hati, dan ovarium, dengan sensitivitas setiap sel terhadap kurkumin yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji efek sitotoksik ekstrak etanol Curcuma longa yang didapatkan dari daerah Bantul pada sel HeLa. Sel HeLa merupakan cell line yang telah dikultur dan dikembangkan dari sel epitelial kanker leher rahim yang digunakan untuk berbagai kepentingan penelitian. Sel HeLa (2 x104 sel/well) dikultur dalam RPMI 1640 semalam sebelum stimulasi. Ekstrak etanol kunyit dengan berbagai konsentrasi ditambahkan pada kultur HeLa dan diinkubasi selama 24 jam dalam medium tanpa antibiotik. Analisis sitotoksisitas dilakukan dengan menggunakan metode MTT assay. Doksorubisin (0,5625 μg/ml) digunakan sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol Curcuma longa menyebabkan kematian sel sebesar 50% (IC50) pada konsentrasi 184,5 μg/ml. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol Curcuma longa bersifat sitotosik pada sel HeLa, sehingga dapat dikembangkan agen kemopreventif.
CITATION STYLE
Kurniawan, C., Siagian, J. W., & Hutomo, S. (2016). SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOLIK CURCUMA LONGA PADA SEL HeLa, STUDI IN VITRO. Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana, 1(3), 165. https://doi.org/10.21460/bikdw.v1i3.24
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.