The Heidelberg Catechism’s opening question, with its emphasis on “consolation,” represents a profound theological and pastoral exploration of the human condition. It underscores the enduring quest for true comfort, rooted in faith in Jesus Christ, and offers solace and hope amid life’s uncertainties and the inevitability of death. Understanding the historical context, theological depth, and practical implications of this question enhances one’s appreciation for the enduring relevance of the Heidelberg Catechism in the Christian tradition. Further study and reflection on its teachings can enrich the spiritual journey of believers seeking lasting consolation in their faith. This article aims to explain that the first question in the Helderberg Catechism is Theocentric. This is because there are scholars who say that the Heidelberg Catechism is very people-centered because it starts with a question that seems to tend to emphasize human needs. The author uses the literature method in this study. The final result of this study the author will show that the Helderberg Catechism is Theocentric, not People-Centered because the first question in the Helderberg Catechism is based on the awareness that God is the true source of comfort so that Christians only want to seek true comfort from God. Pertanyaan pembuka Katekismus Heidelberg, dengan penekanannya pada "penghiburan", mewakili sebuah eksplorasi teologis dan pastoral yang mendalam tentang kondisi manusia. Katekismus ini menggarisbawahi pencarian abadi akan penghiburan sejati, yang berakar pada iman kepada Yesus Kristus, dan menawarkan penghiburan serta pengharapan di tengah ketidakpastian hidup dan keniscayaan kematian. Memahami konteks historis, kedalaman teologis, dan implikasi praktis dari pertanyaan ini akan meningkatkan apresiasi seseorang terhadap relevansi abadi Katekismus Heidelberg dalam tradisi Kristen. Studi lebih lanjut dan refleksi atas ajaran-ajarannya dapat memperkaya perjalanan spiritual orang-orang percaya yang mencari penghiburan yang kekal dalam iman mereka. Artikel ini bertujuan menjelaskan bahwa pertanyaan pertama dalam Katekismus Helderberg bersifat Theosentris. Hal ini dikarenakan ada sarjana yang mengatakan bahwa Katekismus Heidelberg tersebut sangat people-centered karena memulainya dengan pertanyaan yang terkesan cenderung menekankan kebutuhan manusia. Penulis memakai metode literatur dalam penelitian ini. Hasil akhir dari penelitian ini penulis akan menunjukkan bahwa Katekismus Helderberg bersifat Theosentris bukan People Centered karena pertanyaan pertama dalam Katekismus Helderberg didasarkan atas kesadaran bahwa Allah adalah sumber penghiburan sejati sehingga orang Kristen hanya mau mencari penghiburan sejati dari Allah.
CITATION STYLE
Timotius, T., & Putrawan, B. K. (2023). Katekismus Heidelberg. Indonesia Journal of Religious, 6(1), 59–76. https://doi.org/10.46362/ijr.v6i1.31
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.