Tafsir Alternatif Non- Homofobik AL-Razi Terhadap Ayat-Ayat ‘Terkait’ Sejarah Homoseksualitas Dalam Alquran

  • Lutfillah M
N/ACitations
Citations of this article
17Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Artikel ini hanya ingin membawa satu dari dua tafsir al-Razi terhadap al-A’raf (7):80 dan al-‘Ankabut (29):28—dua ayat Alquran yang dipahami berbicara tentang homoseksualitas, ke permukaan dan mengelaborasi kekuatan argumennya dari sisi linguistik dan sastra. Tafsir ini kemudian saya sebut tafsiralternatif al-Razi terhadap isu tersebut. Tafsir ini memungkinkan adanya homoseksualitas di era-era sebelum masa hidup Nabi Luth. Dengan kata lain, tafsir ini tidak berusaha menolak (kemungkinan) homoseksualitas di masa awal sejarah, dan oleh karenanya, eksistensi historis homoseksualitas. Karakter tafsir semacam inilah yang membuat saya menyebutnya tafsir nonhomofobik terhadap ayat-ayat (yang dianggap berbicara tentang) sejarah homoseksualitas. Tujuan kedua artikel ini adalah menguji kekuatan argumen tafsir alternatif non-homofobik ini dari sisi linguistik dan sastra—yang terakhir ini terbatas pada aspek sastra kisah dalam Alquran, mengingat dua ayat tersebut adalah bagian dari kisah. Elaborasi ini memusatkan diri pada tiga kata yang sama-sama ada dalam dua ayat tersebut; sabaqa (mendahului),bi (dengan—makna asal), fahisyah (yang buruk). Dari sisi linguistik, penggunaan kata sabaqa yang menggunakan bi sebagai penghubungnya dengan objek berupa kata sifat jarang sekali (untuk tidak mengatakan tidak pernah) dilakukan oleh masyarakat pengguna Bahasa Arab. Oleh karena itu, pemaknaannya tidak bisa disamakan, atau dengan kata lain, harus ditakwilkan. Hasil takwilfrasa ini menyamakan makna bi (yang asalnya bermakna dengan)dengan fi (yang bermakna dalam)—penggunaan umum dalam masyarakat pengguna Bahasa Arab. Pemaknaan utuhnya tidak mengarah pada “mengawali” seperti umumnya makna sabaqa, tapi “melebihi”. Dari sisi sastra, Alquran kelihatan ingin seolaholah mencela homoseksualitas dengan memutus akar historisnya dengan sejarah manusia, mengatakannya tidak setua sejarah manusia. Karena hanya seolah-olah, Alquran tidak melakukanitu. Ia ingin mengatakan bahwa perilaku homoseksualitas yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth sudah keterlaluan, dan oleh karenanya harus dihentikan. Konsekuensi logisnya, Alquran tidak mengatakan sebelum kaum Nabi Luth tidak ada homoseksualitas, dan oleh karenanya kemungkinan akan hal itu masih ada. Selain itu juga dimungkinkan ada perilaku homoseksualitas yang tidak keterlaluan, dan karenanya tidak dilarang (untuk tidak langsung mengatakan diperbolehkan).

Cite

CITATION STYLE

APA

Lutfillah, M. D. (2016). Tafsir Alternatif Non- Homofobik AL-Razi Terhadap Ayat-Ayat ‘Terkait’ Sejarah Homoseksualitas Dalam Alquran. Nun: Jurnal Studi Alquran Dan Tafsir Di Nusantara, 2(2). https://doi.org/10.32495/nun.v2i2.61

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free