Politisasi Doa: Menalar Pilihan Politik Abraham Terhadap Sodom

  • Nayuf H
N/ACitations
Citations of this article
37Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Doa sering dijadikan sebagai sarana untuk memohon sesuatu kepada Tuhan. Dalam doa, sang pendoa menyampaikan berbagai hal terkait dengan niat, motivasi dan tujuannya berdoa. Dalam meresponi setiap doa, Tuhan memiliki otoritas untuk menjawab atau tidak menjawab doa-doa itu. Ia memiliki kewenangan mutlak yang tidak dapat diintervensi oleh siapa pun.  Abraham menyadari bahwa Sodom dan Gomora berada dalam ambang penghancuran dari Tuhan. Karena itu, tidak ada pilihan lain kecuali memohon kepada Tuhan dalam doa. Pada akhirnya, permohonan Abraham tidak merubah rencana Tuhan menghukum Sodom dan Gomora. Walau demikian, itu tidak menjadi alasan agar Abraham tidak berdoa. Abraham berdoa agar, jika berkenan, Tuhan membatalkan rencana penghancuran Sodom dan Gomora. Dua catatan kritis mewarnai doa Abraham: Abraham berdoa dengan motivasi yang tulus atau sebuah ekpresi politis sebagai wujud keberpihakan kepada Sodom dan Gomora?

Cite

CITATION STYLE

APA

Nayuf, H. (2019). Politisasi Doa: Menalar Pilihan Politik Abraham Terhadap Sodom. KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi, 5(2), 112–177. https://doi.org/10.37196/kenosis.v5i2.79

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free