Komoditi jagung telah banyak dikembangkan di Kabupaten Merauke. Kondisi geografis Kabupaten Merauke yang merupakan dataran rendah tidak memiliki gunung berapi yang dapat menambah atau memperbaiki kesuburan tanah sehingga kebutuhan nutrisi tanaman selama ini berasal dari penambahan pupuk anorganik dan pola tanam monokultur yang dilakukan para petani sehingga semakin menurunkan kesuburan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan pangkasan biomasa gamal dan rumput gajah sebagai upaya peningkatan pertumbuhan dan produksi jagung. Penelitian dilaksanakan di Desa Yasa Mulya Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke Provinsi Papua pada bulan Maret sampai September 2018. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Komponen setiap perlakuan yaitu P0 (sistem monokultur jagung), P1 (jagung dan biomasa gamal), P2 (jagung dan biomasa rumput gajah), P3 (jagung, biomasa gamal, dan rumput gajah). Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris biji per tongkol, berat tongkol tanaman dan produksi tanaman per plot. Data yang diperoleh dianalisis varians (ANOVA) pada level 10% dan dilanjutkan dengan uji beda nyata (BNT). Hasil penelitian menujukkan bahwa pemanfaatan pangkasan biomasa gamal dan rumput gajah memberikan pengaruh pada tinggi tanaman, jumlah daun, panjang tongkol, jumlah baris biji per tongkol, berat tongkol tanaman dan produksi tanaman per plot. Perlakuan jagung, biomasa gamal dan rumput gajah dalam luasan 100 m2 mencapai 4,5 kg/plot apabila dikonversi ke satuan hektar maka produksinya mencapai 4.500 kg/ha (4,50 ton).
CITATION STYLE
Prasetia, A., Sembiring, J., Kusumah, R., & Tamelan, Y. (2022). Pemanfaatan Pangkasan Biomasa Gamal dan Rumput Gajah sebagai Pupuk Hijau dalam Upaya Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.). Agrikultura, 32(3), 219. https://doi.org/10.24198/agrikultura.v32i3.32562
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.