Islam Nusantara merupakan perwujudan Islam melalui budaya lokal. Ulasan Gus Dur tentang sejarah di Nusantara dilakukan melalui dua pendekatan, deskripsi dan preskripsi. Pendekatan deskripsi, Gus Dur hanya menggambarkan Islam di Nusantara secara objektif. Sedangkan pendekatan preskripsi, Gus Dur membaca Islam di Nusantara dengan menggunakan perspeksi tertentu dalam melihat Islam di Nusantara. Dari pendekatan presrikptif ini, lahirlah terma Islam Nusantara.Islam Nusantara mendasarkan diri pada pembahasan agama, tradisi, dan budaya, yakni budaya Islam di Nusantara. Teori Gus Dur yang mengemukakan tentang pergualatan agama dan budaya adalah pribumisasi Islam. Sebab itu, penelitian ini mengkaji tentang epistemologi Islam Nusantara melalui penerapan pribumisasi Islam. Pendekatan yang digunakan untuk mengkaji pembumian Islam di Nusantara menurut Gus Dur yaitu pendekatan Indigenisasi. Melalui teori pribumisasi Islam dan pendekatan indigenisasi, penelitian ini menemukan unsur yang turut membentuk corak khas Islam Nusantara. Gus Dur lewat teks-teksnya mengungkapkan pola-pola gelombang Islamisasi Nusantara yaitu dengan pendekatan sufistik, syariatisasi tasawuf, dan fikih sufistik. Gus Dur juga melakukan perluasan corak Islam Nusantara menjadi apa yang ia sebut sebagai perwujudan kultural Islam. Perwujudan ini disebut kultural, sebab ia berbentuk budaya hasil akulturasi antara Islam dan budaya Nusantara. Pesantren ini juga memiliki peran yang besar di masyarakat, baik di wilayah dakwah Islam maupun dalam politik.
CITATION STYLE
Ahmad, F. (2018). ISLAM NUSANTARA MENURUT GUS DUR: KAJIAN PRIBUMISASI ISLAM. Mozaic : Islam Nusantara, 4(1), 21–40. https://doi.org/10.47776/mozaic.v4i1.120
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.