Kasus diare di Indonesia merupakan permasalahan kesehatan yang masih terjadi di masyarakat dan memiliki tingkat angka kesakitan dan kematian yang tinggi, terutama di kalangan balita. Data Puskesmas Abeli menunjukkan bahwa tahun 2018 terdapat 160 penderita diare, tahun 2019 terdapat 110, tahun 2020 terdapat 98 dan tahun 2021 sebanyak 108 penderita. Berdasarkan dari data puskesmas Abeli sebagai lokasi dengan jumlah diare pada balita tertinggi dibandingkan kecamatan lain di Kota Kendari. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui adanya hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Kota Kendari Tahun 2021. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study. Penelitian menggunakan 110 responden sebagai sampel dalam penelitian, yang diperoleh dengan teknik pengambilan sampel proporsional random sampling. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dan selanjutnya dilakukan analisis univariat dan bivariat. Hasil uji statistik pada tingkat signifikasi α = 0,05 diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara sumber air bersih (ρvalue = 0,000) dan pengelolaan sampah rumah tangga (ρvalue = 0,000). Tidak ada hubungan antara pengelolaan air minum (ρvalue = 0,416). Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan sumber air bersih dan pengelolaan sampah rumah tangga dengan kejadian penyakit diare pada balita. Untuk itu diperlukan partisipasi masyarakat serta peran Puskesmas Abeli dalam meningkatkan pelayanan dan pengetahuan untuk pencegahan penyakit diare pada balita melalui penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat.
CITATION STYLE
Rompas, H., Jumakil, J., & Irma, I. (2023). HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGA¬N DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI. Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Halu Oleo, 2(4). https://doi.org/10.37887/jkl-uho.v2i4.35448
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.