Permasalahan utama yang umumnya dihadapi para pelaku industri tekstil yaitu berkaitan dengan banyaknya jumlah limbah cair yang dihasilkan. Limbah cair pewarna metilen biru tidak dapat dibuang secara langsung ke perairan karena memiliki tingkat kelarutan yang tinggi dan bersifat non-biodegradable. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan pengolahan limbah cair pewarna metilen biru dengan menggunakan metode elektrokoagulasi yang mudah diterapkan dengan tingkat efisiensi pemisahan kadar polutan dalam air limbah yang tinggi. Tahapan selanjutnya dilakukan dekolorisasi pada limbah pewarna metilen biru dengan variasi tegangan yang diberikan sebesar 20,25, dan 30 volt serta variasi waktu yang digunakan selama 1,3,5,10,15,20,25, dan 30 menit. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar tegangan listrik dan semakin lama proses elektrokoagulasi dilakukan maka semakin tinggi pula nilai dekolorisasi yang dihasilkan limbah pewarna metilen biru tersebut. Hasil dekoloriasasi yang diperoleh kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis laju reaksi yang menunjukkan perubahan konsentrasi metilen biru yang berbanding lurus dengan waktu yang diberikan. Analisis laju reaksi dilakukan dengan menggunakan model kinetika reaksi yaitu orde satu, orde dua, dan BMG. Berdasarkan nilai yang dihasilkan dari ketiga model kinetika reaksi, model kinetika BMG merupakan model kinetika reaksi yang terbaik dikarenakan memiliki nilai koefisien determinasi (R2) yang tinggi yaitu sebesar 0,999.
CITATION STYLE
Saputra, A., Tiandho, Y., & Afriani, F. (2022). Studi Kinetika Pada Proses Elektrokoagulasi Zat Warna Metilen Biru. Jurnal Riset Fisika Indonesia, 3(1), 1–11. https://doi.org/10.33019/jrfi.v3i1.3230
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.