Green Tobacco Sickness pada Petani Tembakau

  • Yusmita D
  • Sri Astari P
N/ACitations
Citations of this article
15Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan penghasil tembakau terbesar ke-6 di dunia dengan jumlah produksi tembakau di Indonesia sebesar 136 ribu ton atau 1,91 % dari produksi tembakau di dunia.  Namun, terdapat beberapa dampak negatif dari tanaman tembakau tersebut terutama bagi petani tembakau. Apabila petani terlalu sering melakukan kontak fisik secara langsung dengan tanaman tembakau, petani berisiko terjangkit green tobacco sickness. Penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh penyerapan nikotin oleh kulit. Green tobacco sickness (GTS) memiliki gejala yang khas yakni mual, pusing, sakit kepala, kram perut, kesulitan bernapas, fluktuasi tekanan darah dan denyut jantung serta peningkatan air liur. Tingkat kejadian green tobacco sickness (GTS) dimulai pada saat petani tembakau bekerja di pagi hari setelah hujan sehingga daun tembaku hijau menjadi basah dan lembab. Hal ini dapat meningkatkan terjadinya risiko kelembaban mengandung 9 mg nikotin terlarut per 100 mL embun, atau setara dengan kandungan nikotin pada enam batang rokok. Faktor lain yang mempengaruhi ialah petani tembakau yang bekerja dalam waktu satu tahun memiliki risiko lebih tinggi daripada petani yang sudah bekerja dalam lima tahun sehingga perlu adanya pengalaman bekerja. Dalam hal ini pencegahan yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, sepatu boots pada saat memanam dan memanen.

Cite

CITATION STYLE

APA

Yusmita, D., & Sri Astari, P. D. (2020). Green Tobacco Sickness pada Petani Tembakau. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 12(2), 767–772. https://doi.org/10.35816/jiskh.v12i2.404

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free