Latar Belakang: Peramalan sebagai salah satu cara memprediksi suatu peristiwa atau nilai tertentu di masa depan dengan cara mempertimbangkan data di masa lalu. Peramalan dibutuhkan untuk memprediksi nilai total penerimaan pajak di masa depan pada tingkat pemerintah pusat dengan tujuan untuk merencanakan keuangan khususnya perencanaan nilai pembiayaan negara untuk kebutuhan belanja pemerintah pusat pada tahun berikutnya. Tujuan: Meramal nilai penerimaan pajak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Pemerintah Pusat di Indonesia menggunakan model double exponential smoothing (DES) dari Holt dan model double exponential smoothing (DES) dari Brown. Metode: Menggunakan metode kuantitatif yaitu melakukan peramalan berdasarkan data deret waktu menggunakan model DES dua parameter dari Holt dan model DES satu parameter dari Brown. Membandingkan kedua model berdasarkan nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) yang paling kecil. Hasil: Peramalan terbaik model DES dari Brown pada nilai parameter α=0,4 dengan nilai MAPE=4,529%. Peramalan terbaik model DES dari Holt pada nilai parameter α=0,8 dan β=0,6 dengan nilai MAPE=6,966%. Kesimpulan: Model DES dari Brown dan model DES dari Holt dapat digunakan untuk peramalan penerimaan pajak pada APBN Pemerintah Pusat dengan kriteria MAPE sangat baik yaitu < 10%. Adapun model terbaik dari dua metode tersebut adalah model DES satu parameter dari Brown dengan nilai MAPE terkecil sebesar 4,529%.
CITATION STYLE
Suprayogi, M. A. (2022). Model Double Exponential Smoothing Dalam Peramalan Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Indonesia. Jurnal Statistika Dan Komputasi, 1(2), 83–92. https://doi.org/10.32665/statkom.v1i2.1233
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.