Serum adalah sediaan dengan zat aktif yang mempunyai konsentrasi tinggi dan viskositas rendah, sehingga mudah diabsorbsi di permukaan kulit. Zat aktif alami yang dapat digunakan dalam formulasi serum yaitu Myricetin. Myricetin merupakan suatu flavonoid alami yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Kekurangan dari suatu bahan obat yang berasal dari bahan alam salah satunya adalah biovailabilitas yang rendah. Nanofitosom merupakan suatu sistem yang dapat meningkatkan permeabilitas sehingga dapat menembus membrane lipid sehingga bioavailabilitas obat dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah myricetin dapat dibuat nanofitosom dan dapat diformulasikan menjadi sediaan serum dengan mutu fisik yang baik. Myricetin dibuat nanofitosom dengan metode hidrasi lapis tipis-sonikasi dengan perbandingan myricetin (1): lipid fosfatidilkolin (2): kolesterol (0,4). Formula serum dibuat menjadi 3 formula dengan perbedaan konsentrasi xanthan gum yaitu FI (0,15%); FII (0,25%); FIII (0,35%). Formula serum yang telah dibuat dilakukan pengujian mutu fisik serum meliputi uji organoleptis,, homogenitas, pH dan viskositas. Data yang diperoleh dianalisis dan dibandingkan dengan literatur yang ada. Hasil penelitian bahwa myricetin dapat dibuat nanofitosom dan diformulasikan menjadi sediaan serum dengan mutu fisik yang baik. Sediaan serum myricetin formula I, formula II, formula III berwarna kuning kecoklatan dan homogen. Ketiga formula memiliki pH 6,5 dan sesuai dengan pH normal kulit. Hasil uji viskositas formula I 165 dPas, formula II 175 dPas, dan formula III 190 dPas.Kata kunci: serum, myricetin, nanofitosom, mutu fisik sediaan
CITATION STYLE
Saputra, Y. E., Purnamasari, N. A. D., & Palupi, G. O. (2023). FORMULASI DAN EVALUASI MUTU FISIK SERUM NANOFITOSOM MYRICETIN. Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa, 6(1), 85–92. https://doi.org/10.29313/jiff.v6i1.10253
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.