Infeksi cacing usus merupakan salah satu masalah kesehatan di daerah tropis, termasuk Aceh. Penyakit ini ditularkan melalui tanah, disebut soil transmitted helmints (STH). Sayuran yang disajikan mentah dapat menjadi agen transmisi telur cacing. Kota Banda Aceh sebagai representasi masyarakat Aceh sekaligus daerah wisata kuliner bagi wisatawan menyediakan banyak sekali menu sayuran sebagai pendamping menu makanan utama. Mulai dari Oen kayee lambai (lalapan khas Aceh) sampai aneka kuliner khas nusantara. Jenis kuliner baru seperti ayam penyet, ayam lepas, pecel lele, tahu goreng dan burger disajikan dengan sayuran mentah. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kontaminasi STH pada sayuran mentah yang disajikan sebagai pendamping aneka kuliner di Kota Banda Aceh. Jenis penelitian adalah survey dengan pendekatan “Explanatory laboratory research”. Penelitian dilakukan pada bulan April-Oktober 2016. Sampel sebanyak 33 berdasarkan total populasi warung pada titik-titik sentra kuliner di Banda Aceh, yaitu Peunayong, Simpang Surabaya dan Darussalam. Unit analisisnya adalah sayuran mentah, yaitu selada, kubis, kemangi, timun dan tomat. Data primer dikumpulkan melalui identifikasi sumber air dan cara pengelolaan sayuran. Berdasarkan penelitian ditemukan 27.3% sampel positif. Temuan jenis telur STH adalah telur cacing gelang dan cacing cambuk. Untuk itu diperlukan edukasi kemanan pangan dan penelitian lanjutan secara kimiawi pada sayuran yang disajikan bersama makanan siap saji.
CITATION STYLE
Hanum, F., & Nurhayati, N. (2017). Identifikasi kontaminasi cacing usus pada makanan siap saji di kota Banda Aceh. Sel Jurnal Penelitian Kesehatan, 4(2), 65–72. https://doi.org/10.22435/sel.v4i2.1461
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.