Dengan meningkatnya kejadian penyakit ginjal kronis di Indonesia, maka diperlukan modalitas terapi penggantian ginjal (TPG) yang efektif, berkelanjutan, dan tersedia secara luas. Peritoneal dialysis (PD) adalah salah satu modalitas yang dapat memenuhi kriteria tersebut. Namun, saat ini penggunaannya belum terlalu populer karena kurangnya pengetahuan atau pengalaman dokter tentang PD. Dari dua tipe PD yang ada, hanya continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) yang tersedia di Indonesia. Keunggulan penggunaan CAPD pada pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir (PGTA) adalah dapat melakukan dialisis secara mandiri tanpa harus ke rumah sakit dan fungsi ginjal sisa pada pasien CAPD yang lebih terjaga dibandingkan pasien HD. Oleh karena itu, CAPD dapat menjadi solusi atas keterbatasan dan sulitnya menjangkau unit hemodialisis (HD), khususnya di daerah terpencil di Indonesia. Pemahaman yang baik dan edukasi yang optimal tentang CAPD kepada pasien dan keluarga adalah kunci untuk meningkatkan pemanfaatan CAPD pada pasien PGTA. Dengan demikian, para klinisi diharapkan dapat meningkatkan perannya dalam pelayanan ginjal yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan di Indonesia. Tinjauan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengingatkan para klinisi tentang ketersediaan CAPD selain HD dan transplantasi ginjal sebagai salah satu modalitas TPG yang tersedia untuk pasien PGTA di Indonesia. Kata Kunci : Continuous ambulatory peritoneal dialysis, penyakit ginjal tahap akhir, terapi pengganti ginjal The Role of Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis i n Equity of Kidney Replacement Therapy i n Indonesia With the increasing incidence of chronic kidney disease in Indonesia, an effective, sustainable and widely available kidney replacement therapy (KRT) is needed. PD is one of the available modalities that can meet those criteria. To date, out of the two existing types of PD, only continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) is available in our country. Studies showed that residual kidney function is preserved better in CAPD patients compared to HD patients. With the use of CAPD as KRT, patients can do dialysis independently. Hence, it can be solution to the limitations and the difficulty of reaching HD units especially in remote areas. However, due to lack of knowledge or experience of clinicians regarding CAPD, the use of CAPD is scarce in Indonesia. Clinicians can increase their role in kidney services by increasing CAPD utilization. The key to improve CAPD utilization is a good understanding and optimal education about CAPD to patients and their families. This review aims to introduce and remind clinicians of the availability of CAPD besides HD and kidney transplant as one of the available modalities of KRT for patients with ESKD in Indonesia.
CITATION STYLE
Lydia, A. (2020). Peran Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis dalam Pemerataan Layanan Pengganti Ginjal di Indonesia. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(3), 186. https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i3.469
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.