Kajian ini menampilkan realitas semu tentang isu terorisme dan radikalisme terhadap pondok pesantren di Indonesia yang dikonstruksikan oleh tiga media siber Jawa Pos.com, Kompas.com, dan Republika.co.id selama pemberitaan edisi online tahun 2016. Tujuan penelitian ini mengungkap praktik jurnalisme relasi kuasa media dan mendorong masyarakat melakukan gerakan kritis dalam menyikapi konstruksi realitas media yang memberitakan isu terorisme dan radikalisme terhadap pondok pesantren. Studi ini menggunakan paradigma kritis dengan analisis wacana kritis (AWK) model Norman Fairclough melalui tiga level analisis, yakni deskripsi teks berita melalui analisis bahasa kritis, interpretasi subjektif peneliti terhadap praktik wacana ketiga media siber, dan eksplanasi kritis terhadap praktik sosiokultural media. Hasil studi ini mengungkapkan tiga realitas semu. Pertama, teks berita yang dikonstruksikan mencerminkan dominasi elit dalam mewacanakan isu terorisme dan radikalisme terhadap pondok pesantren. Kedua, produksi dan konsumsi teks berita berdasarkan kebijakan redaksi media yang berorientasi kepada kepentingan pasar sehingga realitas isunya menjadi kabur (semu). Ketiga, konstruksi realitas isu terorisme dan radikalisme terhadap pondok pesantren diwarnai kepentingan ideologi media, politik media, ekonomi media, dan budaya media. Terhadap realitas semu ini, peneliti menyarankan perlunya menggerakkan literasi media melalui jurnalisme pesantren. Produk jurnalisme pesantren menjadi media perlawanan terhadap isu ini dengan menampilkan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam rahmatan lil alamin yang menolak terorisme dan radikalisme.
CITATION STYLE
Wazis, K., Hidayat, D. R., & Wahyudin, U. (2020). Konstruksi realitas semu mengenai isu terorisme-radikalisme terhadap pondok pesantren. Jurnal Kajian Komunikasi, 8(1), 1. https://doi.org/10.24198/jkk.v8i1.25461
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.