Lagu model merupakan lagu yang digunakan sebagai media dalam mencapai pembelajaran berdasarkan tema. Yang menjadi kendala dalam proses penciptaan lagu adalah perbedaan kemampuan musikal mahasiswa antara latar belakang pendidikan musik dan mahasiswa di Prodi PG-PAUD. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan optimalisasi proses pembelajaran cipta lagu untuk pembelajaran anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II di kelas A, B, C, dan D yang berjumlah 59 orang mahasiswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2015/2016, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa cara untuk mengoptimalkan penciptaan “Lagu Model” anak usia dini adalah melalui pembuatan sinopsis, pelaksanaan metode diskusi kolaboratif, apresiasi, serta pendokumentasian lagu dalam bentuk CD dan Buku. Dengan adanya metode yang tepat dalam mengoptimalkan proses pembelajaran, maka dapat meningkatkan kualitas lagu yang diciptakan oleh mahasiswa. One of the weekly Eucharist Celebrations (Mass) in Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (GHKTY) Pugeran is held using the instrument of gamelan as form enculturation church music. The existence of Gita Rarya as group of karawitan, established by FX. Wiyono, who is responsible for the mass instrument is one of the froms of the process lessons. Therefore, the aim of the research is to describe the liturgical karawitan in GHKTY Pugeran applied by karawitan teens group Gita Rarya and describe the learning process of liturgical karawitan on karawitan teens group Gita Rarya. This research is a qualitative research with didactic approach. To get written data, research library method is used. Meanwhile, the methods of observation, interview, and recording used for obtain oral data. The technique of sample taking from the available population is the technique of purposive sampling. This particular technique is used to aim the advanced depth of the study. The conclusion that can be delivered is that for over 10 years, the karawitan teenagers group Gita Rarya consistently take part in the implementation of Catholic liturgy and the progress in mastering the church instrument is used, especially the tabuhanimbal technique . Gita Rarya have high taste in musicality and their existences as pengrawit in GHKTY Pugeran is strengthen because they perform their duties with pleasure.
CITATION STYLE
Probosini, A. R., & Nugroh, A. W. A. (2019). Pembelajaran Karawitan Liturgi Pada Kelompok Karawitan Remaja Gita Rarya Di Yogyakarta. PROMUSIKA, 6(1), 51–61. https://doi.org/10.24821/promusika.v6i1.3155
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.