Sasak adalah kelompok suku terbesar di Lombok. Mereka terbagi ke dalam dua kelompok,yaitu Wetu Telu dan Waktu Lima. Waktu Lima adalah sebuah komunitas yang mendefinisikan diri sebagai penganut Islam ortodoks. Sedangkan Watu Telu adalah komunitas suku sasak marjinal yang memiliki kepercayaan yang dianggap sinkretik karena mereka masih mempercayai roh-roh nenek moyang mereka. Akan tetapi, sekitar delapan dekade yang lalu, sebagian muslim Lombok masih menjadi penganut Islam Wetu Telu. Perubahan yang sangat cepat ini mengundang banyak sarjana untuk melakukan penelitian tentang hubungan sosial dan keberagamaan masyarakat Lombok. Secara khusus, mereka tertarik untuk mengkqji pembagian antara Wetu Telu dan Waktu Lima.Artikel ini merupakan kajian literatur yang bertujuan untuk mengkaji relasi kuasa antara Wetu Telu, Waktu Lima dan pemerintah. Artikel ini mencoba meninjau konflik-konflik yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut. Selanjutnya, artikel ini juga akan mengkaji perubahan paradigma S uku Sasak dan paradigma pemerintah dalam memandang posisi Wetu Telu. Untuk memahami hal tersebut, penulis akan mencoba menggali kajian-kajian antropologi mengenai masyarakat. Banyak literatur yang sudah membahas mengenai masyarakat Wetu Telu dan Waktu Lima. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan metode induktif dan metode deskriptif analitis.Kata Kunci: Sasak, islamisasi, konflik, polarisasi, relasi kuasa
CITATION STYLE
ANIQ, A. F. (2011). LOMBOK ISLAM IN THE EYES OF ANTHROPOLOGISTS. ALQALAM, 28(2), 197. https://doi.org/10.32678/alqalam.v28i2.1372
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.