Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian penyakit kardiovaskular utama di Indonesia. Revaskularisasi fase akut secara mekanis maupun farmakologis merupakan tatalaksana utama pada STEMI. Mortalitas paska revaskularisasi masih tinggi. Salah satu faktor penting yang memengaruhi kesintasan pasien STEMI adalah fungsi ginjal. Gangguan fungsi ginjal yang dicerminkan dengan estimated glomerulus filtration rate (eGFR) < 60 diketahui berhubungan dengan perfusi miokard yang buruk paska IKP primer. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran karakteristik pasien STEMI yang menjalani IKP primer berdasarkan fungsi ginjal sebelum IKP dan menganalisa perbedaaan kesintasan dalam 30 hari pasien STEMI-IKP primer berdasarkan fungsi ginjal sebelum IKP. Metode studi observasional kohort retrospektif dan pengukuran fungsi ginjal dikelompokkan berdasarkan eGFR dengan rumus CKD-EPI menjadi dua yaitu eGFR < 60 dan eGFR ≥ 60. IKP primer dilakukan pada 211 pasien STEMI. Insiden mortalitas eGFR < 60 sebesar 14,7%, sedangkan dengan eGFR ≥ 60 sebesar 4,4%. Perbedaan kesintasan pasien STEMI-IKP antar-kelompok eGFR (p < 0,05) dengan crude HR (IK95%) 3,433 (1,269-9,284). Tidak terdapat perbedaan kesintasan pasien STEMI-IKP antar-kelompok eGFR setelah di-adjusted. Mortalitas dalam 30 hari pada kelompok eGFR < 60 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok eGFR ≥ 60. Kata kunci: infark miokard akut, intervensi koroner perkutan, fungsi ginjal, mortalitas.
CITATION STYLE
Darkuthni, F. R., Nasution, S. A., Lydia, A., Abdullah, M., Antono, D., Rumende, C. M., … Lusiani, L. (2023). Pengaruh Fungsi Ginjal Sebelum Intervensi Koroner Perkutan Primer Terhadap Perbedaan Kesintasan 30 Hari Pasien Infark Miokard Elevasi Segmen ST. EJournal Kedokteran Indonesia, 10(3), 204–11. https://doi.org/10.23886/ejki.10.195.204-11
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.