Pandemi COVID-19 memberikan dampak bagi hampir seluruh sektor pada kehidupan manusia. Termasuk pada sektor pendidikan perguruan tinggi, yang pada akhirnya kegiatan perkuliahan harus dilakukan secara daring. Perubahan-perubahan yang terjadi di era adaptasi kehidupan baru dapat menjadikan individu berada daam tekanan sehingga merasa stres, termasuk mahasiswa. Tuntutan akan penyesuaian diri terhadap perubahan ini tentu tidaklah mudah sehingga resiliensi menjadi penting, terutama di masa adaptasi kebiasaan baru ini. Salah satu hal yang diperlukan individu dalam memperbaiki kondisi psikologisnya adalah melalui self-compassion. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara self-compassion dan resiliensi pada mahasiswa tahun pertama. Populasi penelitian sebanyak 370 mahasiswa tahun pertama Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (Angkatan 2020) dengan sampel penelitian sebanyak 193 mahasiswa. Alat ukur yang digunakan adalah Self-compassion Scale (24 aitem; α=0,918) dan Skala Resiliensi (31 aitem; α= 0,921). Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara self-compassion dan resiliensi pada mahasiswa (rxy = 0,764; p=0,000). Hal ini berarti, semakin baik self-compassion, maka resiliensi semakin baik pula, dan sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa untuk meningkatkan resiliensi dapat dilakukan berbagai upaya seperti meningkatkan self-compassion.
CITATION STYLE
Rahayu, T. A., & Ediati, A. (2022). SELF-COMPASSION DAN RESILIENSI PADA MAHASISWA DI ERA ADAPTASI KEHIDUPAN BARU. Jurnal EMPATI, 10(5), 362–367. https://doi.org/10.14710/empati.2021.32939
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.