Struktur geologi yang berkembang pada batuan dikenal juga sebagai zona lemah, artinya rentan terhadap deformasi, baik akibat proses tektonik dan atau pelapukan serta erosi. Dalam konteks gerakan tanah atau longsoran, kondisi struktur geologi dari suatu daerah merupakan salah satu faktor pemicu, oleh karena itu identifikasi zona lemah ini diperlukan untuk pemetaan area yang berpotensi terjadinya bencana alam tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kerawanan gerakan tanah daerah Karangjaya dan sekitarnya dengan analisis data lapangan dan penginderaan jauh. Kajian ini pada prinsipnya mendasarkan pada nilai pembobotan dari beberapa parameter, antara lain jarak dari sesar, kerapatan kelurusan, jenis batuan, dan kemiringan lereng dengan nilai pembobotan paling rendah menunjukkan tingkat bahaya paling tinggi. Hasil studi menunjukkan bahwa daerah penelitian dapat digolongkan ke dalam tiga parameter dengan nilai terbobot total kawasan sangat berbahaya 2-6,5, total nilai bobot tertimbang kawasan rawan 6,6-12, dan total nilai bobot tertimbang kawasan aman dengan nilai 13-20. Berdasarkan hasil bobot tertimbang kawasan dengan jarak sesar 500 meter memiliki tingkat kerawanan sangat berbahaya, sehingga dikategorikan wilayah yang perlu dilakukan kajian lebih lanjut dalam rangka membuat mitigasi bencana tanah longsor.
CITATION STYLE
Devatama, N. (2022). Kontrol Struktur Geologi Dalam Penentuan Zonasi Gerakan Tanah Daerah Karangjaya dan Sekitarnya Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Jurnal Sumberdaya Bumi Berkelanjutan (SEMITAN), 1(1), 465–471. https://doi.org/10.31284/j.semitan.2022.3204
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.