ABSTRAKKematian ibu tertinggi disebabkan oleh Preeklamsi. Kejadian preeklamsia dapat dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat jika CaseFatalityRate (CFR) preeklamsia mencapai 1,4% - 1,8%.Menurut data terakhir prevalensi kejadian preeklamsia di Indonesia sekitar 3-10%. Angka tersebut menunjukkan bahwa kejadian preeklamsia di Indonesia melewati batas CFR sehingga preeklamsia menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2017 di Kabupaten Probolinggo sebanyak 14 orang. Penyebab langsung kematian ibu pada tahun 2017 disebabkan karena Perdarahan (15%), Preeklamsi/Eklamsi (50%), Infeksi (5%), Emboli Air Ketuban (5%), dan Lain-lain(25%). Semakin meningkatnya kejadian preeklampsi di Kabupaten Probolinggo diduga karena ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya secara teratur. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemeriksaan kehamilan secara teratur terhadap kejadian preeklamsia.Desain yang digunakananalitik korelasional dengan pendekatan Retrospektifstudy. Populasi yang digunakan semua ibu hamil pada tahun 2018. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dan diperoleh sampel sejumlah 200 orang yang memenuhi kriteria inklusi.Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 50% ibu hamil yang mengalami preeklamsi, sedangkan 59% dari ibu hamil yang mengalami preeklamsi tidak memeriksakan kehamilannya secara teratur. Setelah dianalisis dengan Chi Square didapatkan p value 0,003 yang artinya ada pengaruh pemeriksaan kehamilan secara teratur terhadap kejadian preeklamsi. Kata kunci : pemeriksaan kehamilan, teratur, preeklamsi ABSTRACTThe highest maternal mortality is caused Preeclampsia. The incidence of preeclampsia can be said to be a public health problem if the Case Fatality Rate (CFR) of preeclampsi areaches 1.4% - 1.8%. According to the latest data, the prevalence of preeclampsiain Indonesia is around 3-10%. This figures hows that the incidence of preeclampsiain Indonesia exceeds the CFR limit so that preeclampsia is one of the public health problems. The maternal mortality rate (AKI) in 2017 in Probolinggo Districtis 14 people. The direct cause of maternal deathin 2017 is caused by bleeding (15%), preeclampsia / eclampsia (50%), infection (5%), amnioticembolism (5%), and others (25%). The increasing incidence of preeclampsiain Probolinggo Regency is suspected because pregnant women do not check their pregnancy regularly. This study aims to analyze the effect of regular pregnancy examinations on the incidence of preeclampsia. The design used correlational analytic with a retrospective study approach. The population used was all pregnant women in 2018. The sampling technique was purposive sampling and a sample of 200 people met the inclusion criteria. Data collection used questionnaires and interviews. The statistical test used is Chi Square. The results showed that there were 50% of pregnant women who experienced preeclampsia, while 59% of pregnant women who experienced preeclampsia did not check their pregnancy regularly. After being analyzed with Chi Square, it was obtained p value 0.003, which means that the reisan effect of regula rpregnancy examinations on the incidence of preeclampsia. Keywords: pregnancy checkup, regular, preeclampsia
CITATION STYLE
Ekasari, T., & Natalia, M. S. (2019). Pengaruh Pemeriksaan Kehamilan secara Teratur terhadap Kejadian Preeklamsi. JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan), 3(1), 24–28. https://doi.org/10.33006/ji-kes.v3i1.125
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.