Hantaman pandemi Covid 19 menuntut kemampuan para perajin tahu di Sleman, sebagai usaha kecil yang masih bergantung pada pasar tradisional, untuk bisa bertahan dan terus menjual produksinya. Tahu Syifa, sebagai salah satu usaha kecil yang telah dikelola sebagai usaha turun temurun selama tiga generasi, tidak luput dari keadaan sulit ini. Didirikan pada tahun 2007, pada awalnya usaha ini memproduksi tahu kuning dan putih. Kini Tahu Syifa hanya memproduksi tahu kuning saja. Usaha tahu Syifa tidak secara penuh memproduksi tahu sejak dari bahan baku hingga menjadi tahu, namun bekerjasama dengan beberapa mitra. Diantara mitra usaha Tahu Syifa adalah warga setempat untuk pasokan bahan baku dan dengan beberapa pengusaha sejenis untuk penyediaan bahan baku setengah jadi. Pembuatan tahu masih dilakukan dengan sederhana, ruang terbatas, dan penuh jelaga dari proses pembakaran dalam memasak tahu. Sebagian besar penjualannya dilakukan di pasar tradisional di Sleman. Bila pasar tutup, maka tahu yang sudah diproduksi sulit dipasarkan. Tim pengabdian berencana meningkatkan hygienitas tempat produksi tahu dan membantu mencari jalan keluar dalam kesulitan pemasaran selama pandemi. Pembuatan cerobong asap dan digital marketing menjadi solusi yang ditawarkan untuk kedua permasalahan tersebut. Dengan pembuatan cerobong asap, diharapkan tempat produksi tahu menjadi lebih bersih, sementara pengenalan pada digital marketing diharapkan dapat membantu penjualan agar tidak 100% tergantung pada pasar tradisional.
CITATION STYLE
Azmawati, D., & Muhammad, A. (2022). PENDAMPINGAN DIGITAL MARKETING DAN PENINGKATAN HYGIENITAS UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMASARAN TAHU. Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat. https://doi.org/10.18196/ppm.44.571
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.