Untuk memahami dan mempelajari seluruh perilaku elemen gabungan pembentuk beton diperlukan pengetahuan tentang karakteristik masing-masing komponen pembentuk beton yaitu semen, agregat halus, agregat kasar dan air. Misalkan Semen A yang memiliki ketahanan yang tinggi terhadap sulfat, sehingga menghasilkan beton yang kuat dan bertekstur lebih halus. Sedangkan untuk Semen B adalah semen yang termasuk dalam kategori Blended Cement atau semen campur. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbandingan kuat tekan beton fc-20,75 dengan 2 (dua) merek semen yang berbeda, dengan metode perawatan (curing) dan tidak dirawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai rata-rata dari hasil kuat tekan beton tersebut sehingga dapat dibandingkan hasil semen manakah yang lebih kuat. Berdasarkan hasil uji tekan didapatkan mutu beton tertinggi untuk Semen A sebesar 22,89 Mpa dan untuk Semen B sebesar 21,76 MPa. Sedangkan untuk beton yang tidak dilakukan perawatan, didapatkan mutu beton tertinggi 19,15 MPa untuk Semen A dan 17,41 MPa untuk Semen B. Artinya pemberian perawatan sangat berpengaruh tinggi dalam meningkatkan mutu kekuatan beton.
CITATION STYLE
Basri, D. R., Tisnawan, R., & Pribadi, W. B. (2021). ANALISA PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON FC-20,75 DENGAN DIRAWAT (CURING) DAN TIDAK DIRAWAT. JURNAL RIVET, 1(01), 32–39. https://doi.org/10.47233/rivet.v1i01.233
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.