Komunikasi tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk komunikasi yang terjadi di dalam keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak. Tidak semua keluarga dapat berkomunikasi dengan baik diantara anggota keluarga. Ditambah lagi dengan adanya anak berkebutuhan khusus tuna grahita dalam satu keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran komunikasi keluarga dalam meningkatkan kemandirian anak berkebutuhan khusus di Yayasan Rumah Bersama. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Karakteristik subjek dari penelitian ini adalah empat orangtua memiliki anak tuna grahita berat dan satu memiliki anak tuna grahita ringan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara sebagai metode utama dan observasi sebagai metode pendukung. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa komunikasi keluarga dalam membangun kemandirian ABK tuna grahita harus dilakukan dengan metode yang tepat. Peran orang tua dan lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilannya. Komunikasi keluarga melalui orientasi percakapan yang tinggi lebih efektif dalam melatih kemandirian ABK tuna grahita. Hal ini tercermin dalam sikap anggota keluarga yang lebih bebas, intensif dan secara spontan berinteraksi satu sama lain tanpa banyak batasan waktu atau topik yang dibahas. Selain itu melalui komunikasi orientasi konformitas yang tinggi juga cukup efektif dalam mendorong kemandirian ABK tuna grahita. Dengan pola komunikasi tersebut, lingkungan keluarga menciptakan kondisi yang akan mendorong ABK tuna grahita mematuhi aturan yang akan melatih kemandirian. Kata Kunci: Pola Komunikasi Keluarga, Kemandirian, Tuna grahita
CITATION STYLE
Hidayat, A. L. (2021). Peran Komunikasi Keluarga dalam Kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus Tuna Grahita di Yayasan Rumah Bersama. MEDIALOG: Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(1), 110–121. https://doi.org/10.35326/medialog.v4i1.1010
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.