Memiliki anak yang cerdas secara spiritual, emosional dan intelektual adalah dambaan bagi setiap orang tua. Namun tidak semua anak mengalami perkembangan normal. Banyak diantara mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau memiliki faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan penanganan atau intervensi khusus. Penelitian ini berbentuk pre eksperimental dengan pendekatan one group pretest posttest. Populasi dari penelitian ini sebanyak 17 responden. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Variabel independen dari penelitian ini adalah terapi musik dan variabel dependen adalah tingkat konsentrasi pada anak autis. Alat ukur yang digunakan adalah pedoman terapi musik dan lembar kuesioner, kemudian pengolahan data dimulai dari editing, coding, scoring, dan tabulating. Analisa data yang digunakan adalah uji Wilcoxon (α = 0,05). Hasil penelitian didapatkan, tingkat konsentrasi sebelum terapi musik responden yang memiliki tingkat konsenterasi pada kategori sedang berjumlah 13 orang (76,5%) dan yang memiliki kategori tinggi berjumlah 4 orang (23,5%). Setelah dilakukan terapi musik responden yang memiliki tingkat konsenterasi pada kategori sedang berjumlah 11 orang (64,7%) dan yang memiliki kategori tinggi berjumlah 6 orang (35,3%). Hasil uji Wilcoxon menunjukkan p = 0,000 yang menunjukkan bahwa p<0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh terapi musik terhadap tingkat tingkat konsenterasi pada anak autis di SDLB. Kata kunci: Terapi Musik, Konsentrasi
CITATION STYLE
Ningtyas, R. (2020). PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT KONSENTRASI PADA ANAK AUTIS DI SDLB NEGERI 2 PANGKALAN BUN. Jurnal Borneo Cendekia, 4(1), 53–58. https://doi.org/10.54411/jbc.v4i1.210
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.