Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menggambarkan latar belakang pengarang novel Perempuan Rusuk Dua; (2) Menggambarkan budaya sasak pada novel Perempuan Rusuk Dua; (3) Menggambarkan perempuan sasak tempo dulu dalam novel Perempuan Rusuk Dua. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan sosiologi Sastra. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat yang terdapat dalam novel Perempuan Rusuk Dua. Sumber data adalah novel Perempuan Rusuk Dua yang ditulis oleh Salman Faris dan Eva Nourma, yang diterbitkan oleh Mahkota Kata Yogyakarta, Tahun 2009, tebal 448 halaman. Dalam penelitian ini digunakan metode (content analysis) analisis dokumen berupa data teks novel Perempuan Rusuk Dua, wawancara dengan pengarang, dan biografi pengarang novel Perempuan Rusuk Dua. Hasil penelitian ini adalah; (1) Latar belakang pengarang yaitu Salman Faris dan Eva Nourma, mereka sama-sama berasal dari latar belakang masyarakat menengah ke bawah, berpendidikan, dan memiliki karya yang bernuansa kearifan lokal bahkan multikultural dengan menjadikan suku Sasak sebagai ikon penciptaannya; (2) Budaya suku sasak tempo dulu meliputi kebiasaan masyarakat di sana melestarikan budaya ‘bawu nyale’(menangkap cacing laut). Masyarakat Sasak mayoritas beragama Isalam sebagaimana Lombok diberi gelar ‘Pulau Seribu Masjid’. Dan masyarakat bagian pinggiran itu meyakini bahwa ‘nyale’ (cacing laut) itu bisa sebagai obat, perekat manusia, azimat dan mendekatkan jodoh; (3) Gambaran perempuan Sasak tempo dulu pada novel tersebut meliputi sikap dan kasih sayangnya tokoh utama terhadap sesama, sikap bakti kepada orang tua, menerima dan sabar menghadapi permasalahan, ikhlas dalam memberi, dan pemberani dalam segala hal.
CITATION STYLE
Hidayatullah, Muh. R. (2019). PEREMPUAN SASAK TEMPO DULU PADA NOVEL PEREMPUAN RUSUK DUA ( Kajian Sosiologi Sastra dan Gender ). JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala, 4(5). https://doi.org/10.58258/jupe.v4i5.1317
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.