Seiring dengan meningkatnya kepadatan frekuensi dan jumlah permintaan perjalanan pada Stasiun Kereta Api Surabaya Gubeng dari segi penumpang maupun barang, memerlukan sarana dan prasarana yang mampu mendukung terselenggaranya pelayanan kereta api yang lebih optimal lagi. Dalam upaya mengoptimalkan pengoperasian kereta api, salah satu variabel terpenting yang terlebih dahulu harus dianalisis adalah pola operasi yang berkaitan dengan sistem interlocking. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengananlisis dan memberikan gambaran mengenai jalur kereta api yang akan menjadi pedoman dalam semua aktifitas atau kegiatan yang berkaitan dengan pergerakan kereta api. Analisis pola operasi kereta api pada stasiun Surabaya Gubeng direncanakan menggunakan data sekunder hasil koordinasi dengan instansi terkait, serta berdasarkan acuan Peraturan Menteri 43 Tahun 2011, Undang – undang No.23 Tahun 2007, dan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2009. Analisis pola operasi kereta api mempertimbangkan tipikal tata letak dan panjang jalur di stasiun, pengaturan lalu lintas kereta api di stasiun, dan rute – rute perjalanan kereta api di stasiun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pengoperasian kereta api yang melintas pada stasiun Surabaya Gubeng, memiliki 6 jalur, 19 rute yang dapat terbentuk berdasarkan Peraturan Dinas Pengamanan Setempat, tak semua rute terpakai dengan jumlah 11 rute, diperoleh nilai Conflict Rate (CR) sebesar 95,02% gerakan kereta api saling berkonflik dan 4,98% pergerakan kereta api tidak saling berkonflik (No Conflict).
CITATION STYLE
Hanif, M., Moetriono, H., & Mudjanarko, S. W. (2020). ANALISIS POLA OPERASI KERETA API DI STASIUN SURABAYA GUBENG. E-Jurnal SPIRIT PRO PATRIA, 6(1), 1–15. https://doi.org/10.29138/spirit.v6i1.1091
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.