Terapi ARV menjadi standar perawatan minimal pada ODHA. Lamanya perawatan berdampak pada kepatuhan ODHA dalam konsumsi ARV. Ketidakpatuhan pengobatan ARV akan mengakibatkan loss to follow-up dan dapat memperburuk kondisinya. Kader sosial aktif untuk membantu pemerintah dalam mencapai tujuan mencegah loss to follow-up, namun kendala yang dihadapinya adalah kurang optimalnya monitoring konsumsi ARV dan kurangnya pengetahuan tentang terapi ARV. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan memperkuat dan optimalisasi peran kader pendamping ODHA. Kegiatan ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu focus group discussion dengan kader pendamping ODHA perihal tantangan dan strategi penyelesaian masalah, penyusunan panduan monitoring konsumsi ARV bagi ODHA yang dapat digunakan oleh kader sosial, dan pelatihan bagi kader pendamping ODHA tentang penguasaan konsep ARV dan manajemen pencegahan loss to follow-up. Hasil kegiatan menunjukkan ada penyelesaian masalah yang dihadapi kader sosial berupa strategi monitoring konsumsi ARV dan adanya peningkatan pengetahuan ODHA tentang terapi ARV dan upaya mengurangi kejadian loss to follow-up. Harapannya kegiatan ini akan terus berlanjut untuk mengevaluasi keberhasilan dari strategi penyelesaian masalah ini dan kader sosial dapat berperan aktif dalam menurunkan kejadian loss to follow-up.
CITATION STYLE
Kurniawan, D. E., Purwandari, R., & Handayani, B. L. (2023). PENGUATAN KADER PENDAMPING SOSIAL DALAM MENURUNKAN KEJADIAN LOSS TO FOLLOW-UP TERAPI ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV AIDS. Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin, 6(2), 175–180. https://doi.org/10.36341/jpm.v6i2.2993
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.