Beras merupakan kalori utama yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Dalam 100 g beras mengandung 6 – 14 g protein, 0,5 – 1,08 g total lemak, 0,07 – 0,58 mg vitamin B1, 0,4 g serat kasar dan 0,05 g total gula. Umumnya beras diolah menjadi nasi melalui proses pencucian dan pemasakan. Pemasakan suhu tinggi dapat mempengaruhi komponen kimia yang tidak tahan panas, sedangkan pencucian juga mempengaruhi komponen kimia larut air. Oleh karena itu, pencucian penting untuk dioptimasi dan ditentukan frekuensi pencuciannya karena pencucian berlebihan dapat mempengaruhi senyawa kimia beras hasil cucian dan pada nasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi pencucian beras yang optimum terhadap kadar vitamin B1, serat kasar, dan total gula pada nasi. Penelitian ini terdapat 2 perlakuan yaitu pencucian 2x dan pencucian 4x. Pencucian 2x memiliki kadar vitamin B1 0,8%, serat kasar 0,41% dan total gula 2,78%. Sedangkan pada pencucian 4x memiliki kadar vitamin B1 0,6%, serat kasar 0,39% dan total gula 2,90%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa frekuensi pencucian beras dapat mempengaruhi komponen kimia pada nasi. Direkomendasikan pencucian yang baik adalah 2x sebab tidak banyak menurunkan zat gizi pada beras. Sebaiknya tidak melakukan pencucian beras secara berlebih hingga airnya jernih karena dapat menurunkan gizi pada nasi.
CITATION STYLE
Chotimah, C., Prayitno, S. A., & Utami, D. R. (2024). PENGARUH FREKUENSI PENCUCIAN BERAS TERHADAP KADAR VITAMIN B1, SERAT KASAR, DAN TOTAL GULA PADA NASI. JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri), 4(2), 160. https://doi.org/10.30587/justicb.v4i2.7337
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.