Pendekatan revitalisasi cagar budaya harusmampu mengenali dan memanfaatkan pula potensiyang ada di lingkungan sekitar seperti sejarah,makna, serta keunikan dan citra lokasi. Masihkurang akuratnya mekanisme dalam perhitungannilai dari setiap kriteria masing-masing bangunandan kawasan cagar budaya menyulitkan petugasdalam menentukan prioritas revitalisasi, sehinggamenimbulkan kurang optimalnya tindakanrevitalisasi yang dilakukan. Analisis cagar budayamemanfaatkan Metode Analytical HierarchyProcess (AHP) sebagai metode dari SistemPendukung Keputusan (SPK) dalam proses analisisdata cagar budaya yang menggunakan beberapakriteria (multikriteria) untuk memilih prioritasrevitalisasi cagar budaya yang tepat. AHP digunakansebagai model untuk pembobotan multiktiteriadalam proses pemilihan prioritas revitalisasi.Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukandapat disimpulkan bahwa aplikasi ini dapatmembantu petugas dalam pengolahan data cagarbudaya, mempercepat waktu analisis cagar budaya,memudahkan proses pengambilan keputusanprioritas revitalisasi cagar budaya Kota Bandungserta mampu mengoptimalkan tindakan revitalisasiyang dilakukan.
CITATION STYLE
Prabowo, S. D., & Setiawan, E. B. (2015). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REVITALISASI TERHADAP BANGUNAN DAN KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTA BANDUNG DI DISBUDPAR KOTA BANDUNG. Komputa : Jurnal Ilmiah Komputer Dan Informatika, 2(2). https://doi.org/10.34010/komputa.v2i2.88
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.