Impor ikan salmon terus meningkat, sedangkan di beberapa perairan negara asal ikan salmon terdapat indikasi potensi bahaya pencemaran logam berat. Fenomena ini meningkatkan kesadaran tentang keamanan pangan konsumsi ikan salmon, oleh karena itu penilaian risiko sangat penting untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kandungan Hg, Pb, dan Cd pada daging ikan salmon serta mengkaji risiko logam berat pada konsumsi ikan salmon di wilayah Jabodetabek. Ikan salmon sebanyak 132 ekor diambil secara acak dari Pelabuhan Tanjung Priok, analisis logam berat menggunakan instrumen Flameless Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry, penilaian resiko berdasarkan metode United States Environmental Protection Agency dan risk ranger berdasarkan Ross dan Sumner, didukung oleh literature study dan kuesioner. Kandungan logam berat Hg, Pb, dan Cd pada ikan salmon yang terdeteksi masing-masing sebesar 0,0646±0,0056, 0,00505±0,0446, dan 0,0119±0,0006 ppm menunjukkan masih berada di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (0,5; 0,2; dan 0,1 ppm). Hasil penilaian risiko semi-kuantitatif untuk Hg, Pb, dan Cd adalah 0,0567; 0,0013; dan 0,0010 (kurang dari 1) yang menyiratkan bahwa konsumsi ikan salmon tidak memiliki potensi risiko bahaya. Bagaimanapun logam berat terakumulasi dalam tubuh manusia, oleh karena itu analisis konsumsi makanan perlu dilakukan. Risk ranger menunjukkan bahwa estimasi peringkat risiko logam berat berada pada kategori sedang. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa salmon yang diimpor dan dikonsumsi oleh warga Jabodetabek masih relatif aman.
CITATION STYLE
Wasisto, N. H., Trilaksani, W., & Setyaningsih, I. (2022). Penilaian Risiko Semikuantitatif Logam Berat pada Ikan Salmon di Jabodetabek. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 25(2). https://doi.org/10.17844/jphpi.v25i2.40550
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.