Kekerasan pada anak merujuk pada segala bentuk tindakan penyiksaan fisik dan/atau emosional, pelecehan seksual, mengabaikan atau kelalaian penanganan atau eksploitasi komersial atau lainnya kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dampak dan resiko yang akan ditimbulkan ketika anak melakukan pengungkapan atas kekerasan seksual yang dialaminya kepada pihak lain. Peneliti menggunakan metode studi kajian literatur dengan mengumpulkan data-data sekunder seperti buku, jurnal ataupun artikel-artikel ilmiah lainnya yang mengkaji tentang pengungkapan kejadian yang dialami oleh anak korban kekerasan seksual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak positif yang akan dirasakan oleh anak yang terbuka lebih besar dibandingkan dampak negatif. Anak yang melakukan pengungkapan secara mandiri mendapatkan layanan yang tepat oleh profesioanal, selain itu juga, pengungkapan kejadian yang dialaminya dilakukan oleh anak korban kekerasan seksual sebagai dasar dalam memfasilitasi terjadinya tindakan hukum atas pelaku kekerasan seksual. Seseorang yang kurang mampu dalam self-disclosure, terbukti tidak mampu menyesuaikan diri, kurang percaya diri, timbul perasaan takut, cemas, merasa rendah diri dan tertutup. Mereka yang tidak melakukan self-disclosure terhadap masalah yang sedang dihadapi, mengakibatkan mereka berada dalam kesulitan, dimana mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kondisi ini menyebabkan anak yang tidak melakukan pengungkapan secara mandiri akan menarik dirinya dari lingkungan sosial dan adanya kemungkinan mereka menjadi pelaku tindakan kekerasan seksual ataupun mereka akan memilih untuk menjajahkan diri mereka sendiri. Child abuse refers to all forms of physical and/or emotional abuse, sexual abuse, neglect or neglect of handling or commercial or other exploitation of children. This study aims to obtain an overview of the impact that will be caused when children open up to cases of sexual violence they experience. The researcher uses a literature review study method by collecting secondary data such as journal books or other scientific articles that examine the openness of children who are victims of sexual violence. The results show that the positive impact that will be felt by children who are open is greater than the negatif impact. Children who do self-disclosure can get the right service by professionals. In addition, the openness carried out by child victims of sexual violence is the basis for facilitating legal action against perpetrators of sexual violence. Someone who is less capable of self-disclosure, is proven unable to adjust, lacks confidence, creates feelings of fear, anxiety, feels inferior and closed. Those who do not do self-disclosure of the problems at hand, causing them to be in trouble, where they do not know what to do. This condition causes children who do not disclose independently to withdraw from the social environment and there is a possibility that they will become perpetrators of sexual violence or they will choose to colonize themselves.
CITATION STYLE
Salim, D. E. C., Nurwati, R. N., & Taftazani, B. M. (2022). MEMAHAMI DAMPAK DAN RESIKO PENGUNGKAPAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL UNDERSTANDING THE IMPACT AND RISK OF DISCLOSURE CHILD VICTIMS OF SEXUAL VIOLENCE. Share : Social Work Journal, 12(1), 57. https://doi.org/10.24198/share.v12i1.38891
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.