Tulisan ini merupakan hasil penelitian tentang upacara massorong lopi-lopi pada masyarakat Mandar di Desa Tapango, Kabupaten Polman, Provinsi Sulawesi Barat. Tradisi ritual ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai penolak bala, agar kampung mereka terhindar dari mara bahaya. Di samping itu, tradisi ritual ini juga merupakan ajang silaturahmi antarmasyarakat, baik yang bertempat tinggal di Desa Topango maupun di perantauan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tradisi ritual massorong lopi-lopi terkandung makna simbolik dari lopi-lopi yang digunakan sebagai alat ritual, begitu pula sesajen yang dihidangkan, serta peralatan yang digunakan. Masyarakat di Desa Tapango meyakini bahwa dengan melaksanakan ritual massorong lopi-lopi, segala bencana dan wabah penyakit yang akan menimpa mereka akan hanyut dan hilang terbawa arus air, sedangkan perahu-perahu tersebut dimaknai sebagai bahtera yang membawa masyarakat ke tempat yang sejahtera, selamat, dan sentosa.
CITATION STYLE
Hafid, A., & Raodah, R. (2019). MAKNA SIMBOLIK TRADISI RITUAL MASSORONG LOPI-LOPI OLEH MASYARAKAT MANDAR DI TAPANGO, KABUPATEN POLMAN, PROVINSI SULAWESI BARAT. Walasuji : Jurnal Sejarah Dan Budaya, 10(1), 33–46. https://doi.org/10.36869/wjsb.v10i1.37
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.