Menghormati hidup manusia dalam kondisi terminal atau di akhir kehidupan tidak terlepas dari kenyataan bahwa hidup manusia merupakan anugerah atau pemberian Allah semata-mata. Oleh karena itu, pada prinsipnya haruslah dimaknai bahwa sesungguhnya Allah menjadi norma akhir bagi hidup manusia. Norma akhir yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah bahwa akhir kehidupan manusia merupakan keputusan Allah semata-mata. “Hidup manusia berasal dari Allah. Oleh karena itu, manusia tidak dapat memperlakukannya dengan sesuka hatinya. Hidup itu memiliki tujuan pada keilahian, yaitu bersatu dengan Allah dalam hidup kekal. Hidup itu amat suci dan keramat sebab Allah menciptakan manusia menurut citra-Nya (Kej 1: 26). Hal ini menjadi salah satu alasan mutlak untuk menghormati martabat manusia dalam situasi terminal.
CITATION STYLE
Patri, Y. A. (2022). MENGHORMATI MARTABAT MANUSIA DALAM SITUASI TERMINAL. Lumen Veritatis: Jurnal Filsafat Dan Teologi, 13(2), 149–164. https://doi.org/10.30822/lumenveritatis.v13i2.2015
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.