Kebutuhan jagung nasional sebagai bahan pangan maupun sebagai pakan semakin meningkat. Pada tahun 2020 Indonesia mengimpor jagung 911.194 ton. Oleh sebab itu setiap daerah perlu mengoptimalkan pemanfaatan lahannya sesuai daya dukung lahan. Salah satu daerah potensial untuk pengembangan jagung adalah Sumatera Barat. Oleh sebab itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan: a) mengkaji kesesuaian lahan untuk tanaman jagung, b) menganalisis faktor pembatas dan alternatif perbaikan lahan. Analisis geodatabase menggunakan pendekatan GIS-based multi-criteria and legacy soil data, sedangkan metode matching digunakan untuk analisis kesesuaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 33.9% lahan di Sumatera Barat sesuai untuk budidaya jagung (1,210,592.9 ha) yang terdiri dari kelas S1 seluas 169.5 ha, kelas S2 seluas 143,761.2 ha, dan kelas S3 1,066,662.2 ha; sedangkan 66% lahan tidak sesuai untuk budidaya jagung karena faktor lereng dan media perakaran. Lahan kelas S2 dan S3 memiliki subkelas utama S2.tc.wa.eh yang terdapat di Dharmasraya dan Sijunjung, S3.wa.oa di Pesisir Selatan, dan S3.wa di Pasaman Barat. Faktor pembatas utama subkelas lahan S2 dan S3 disebabkan oleh curah hujan tinggi, lereng curam, dan drainase terhambat. Kata kunci : Matching, Geodatabase, kesesuaian lahan, perbaikan lahan.
CITATION STYLE
Zuldadan Naspendra. (2023). Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Jagung (Zea Mays L.). Agrifarm: Jurnal Ilmu Pertanian, 11(2), 127–136. https://doi.org/10.24903/ajip.v11i2.1941
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.