The development of increasingly sophisticated internet technology makes the spread of information faster, this makes it easy for people to know many things, one of which is the danger of the "industrial food system" for climate and human health. Industrial food uses fossil fuels that are post-use harmful to our atmosphere and lack nutrition in industrial food. this made people aware, especially millenials, of consuming more organic food than baby boomers. The highest population in this era is millenials, it can be concluded that the demand for organic food will increase. This phenomenon opens opportunities for farmers and entrepreneurs to do business, but cities are growing and land for farming is also decreasing. Edu-Agriculture in Cengkareng is a place for farmers and millennial generation entrepreneurs to learn about agriculture both in production, technology / research, and learning about the business of the agricultural model itself. with the approach of paying attention to millennial characteristics and behavior for this case is a way of learning. so that it produces space programs that are in accordance with the characteristics and behavior of millenials. The presence of this project is expected that cities can continue to develop without having to disrupt the power of food production, urban farmers can maximize their production on limited land. entrepreneurs can maximize market potential in this field, and are expected to cultivate a "real food" system that is good for the environment, farmers and consumers.AbstrakPerkembangan teknologi internet semakin canggih membuat penyebaran informasi semakin cepat hal ini membuat orang mudah mengetahui banyak hal, salah satunya adalah bahaya nya “industrial food system” bagi iklim maupun kesehatan manusia. Industrial food menggunakan bahan bakar fosil yang pasca penggunaannya berbahaya bagi atmosphere kita serta kurangnya gizi pada makanan industrial food. hal ini menyadarkan masyarakat khususnya millenials sehingga lebih banyak mengkonsumsi makanan organik ketimbang baby boomers. Populasi tertingi di jaman ini adalah millenials, dapat disimpulkan demand makanan organik akan semakin meningkat. Fenomena ini membuka peluang bagi para petani dan entrepreneur untuk berbisnis, namun kota semakin berkembang dan lahan untuk bercocok tanam semakin berkurang juga. oleh karena itu perlu adanya teknologi di bidang agrikultur seperti teknologi vertical farming, pencahayaan buatan, nutrisi, dan sebagainya untuk mengatasi perluasan wilayah kota tanpa menggangu daya produksi pangan. dengan demikian diperlukan wadah untuk mengedukasi petani/masyarakat yang mayoritasnya millenials untuk menangapi peluang tersebut. baik secara bisnis model maupun teknologi seputar agrikultural. Edu-Agrikultural di Cengkareng merupakan wadah bagi para petani dan para entrepreneur generasi millenial untuk belajar seputar perihal agrikultur baik secara produksi, teknolgi/riset, hingga pembelajaran mengenai bisnis model agrikultur itu sendiri. dengan pendekatan memperhatikan karakteristik dan tingkah laku millenial untuk kasus ini adalah cara belajar. sehinga menghasilkan program ruang yang sesuai dengan karakteristik dan tingkah laku millenials. Hadirnya proyek ini diharapkan kota dapat terus berkembang tanpa harus mengganggu daya produksi pangan, urban farmers dapat memaksimalkan hasil produksinya di lahan yang terbatas. para entrepreneur dapat memaksimalkan potensi pasar dibidang ini, serta diharapkan dapat membudayakan “real food” system yang baik bagi lingkungan, petani, serta konsumen.
CITATION STYLE
Kristianto, A., & Pangestu, T. H. (2020). EDU-AGRIKULTURAL DI CENGKARENG. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 1(2), 1469. https://doi.org/10.24912/stupa.v1i2.4546
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.