Kaji cepat bencana berbasis data keruangan atau pemetaan saat kejadian bencana dapat membantu dalam penanganan bencana alam terutama ketika masa tanggap darurat bencana. Teknologi pemetaan berbasis UAV dilakukan pada saat gempa bumi yang terjadi di Cianjur pada 21 November 2022. Bencana yang disebabkan oleh aktivitas sesar lokal Cugenang belum pernah terpetakan sebelumnya, sehingga menimbulkan dampak kerusakan yang cukup parah dan korban jiwa hingga 602 orang. Tujuan kaji cepat bencana gempa bumi Cianjur berbasis UAV adalah untuk melakukan assessment yang mendukung penanganan darurat bencana. Metode dalam kaji cepat bencana gempa ini ini menggunakan pendekatan deskriptif dari hasil pemotretan udara dan survei terestris. Produk akhirnya adalah peta kerusakan fisik pada bangunan, infrastruktur, dan sumber daya alam yang dikombinasikan jumlah korban jiwa dan korban luka maupun penyintas yang bertahaaan di lokasi terdampak. Hasil pemotretan udara menunjukkan kerusakan utama terjadi di 9 desa yang terletak di dua kecamatan, yaitu Cugenang dan Pacet. Kerusakan berupa perumahan sebanyak rusak Ringan 27.940, rusak Sedang, Rusak Berat 17.097 dan Jumlah kesuluruhan terdampak 59.574. Selain itu, gempa ini juga menewaskan setidaknya 635 orang, dengan mayoritas kematian terjadi di Kabupaten Cianjur, Cipanas, dan Pacet. Pemetaan cepat kerusakan saat tanggap darurat menjadi sangat efektif saat sepuluh hari pertama. Hambatan medan dapat diatasi meskipun seringkali terkendala perizinan terbang yang harus bergantian dengan wahana lain seperti helicopter yang menyalurkan bantuan kepada korban.
CITATION STYLE
Adiputra, A., Siti Dahlia, Alwin, & Wira Al Hakim. (2024). Kaji Cepat Dampak Bencana Gempa Bumi Cianjur Berbasis Unmaned Aerial Vehicle (UAV). Jurnal Geografi, Edukasi Dan Lingkungan (JGEL), 8(1), 83–93. https://doi.org/10.22236/jgel.v8i1.14291
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.