Untuk memulihkan alat reproduksi kembali seperti semula maka pada masa nifas dilakukan asuhan atau atau perawatan pada masa nifas. Perawatan yang dilakukan adalah sesuai standar asuhan pada kunjungan ibu nifas. Namun masih banyak masyarakat yang melakukan perawatan secara turun temurun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik ibu nifas yang melakukan perawatan budaya mandi air hangat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kuantitatif adalah mendeskripsikan, meneliti dan menjelaskan sesuatu yang dipelajari dengan apa adanya, dan menarik kesimpulan dari fenomena yang dapat diamati dengan menggunakan angka-angka. Berdasarkan umur sebagian besar ibu berumur 20-35 tahun sebesar (80%), berdasarkan pendidikan jumlah terbesar yaitu pendidikan menengah sebesar (50%), berdasarkan pekerjaan jumlah terbesar yaitu bekerja sebesar (75%), dan berdasarkan paritas jumlah terbesar yaitu paritas multipara sebesar (75%).Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu Nifas berumur 20-35 tahun sebesar (80%) yang berada pada usia reproduksi sehat, dengan tingkat pendidikan menengah sebesar (50%), pekerjaan dengan jumlah terbesar yaitu bekerja sebesar (75%), dan berdasarkan paritas yaitu paritas multipara sebesar (75%).
CITATION STYLE
Sartina, S. (2023). KARAKTERISTIK IBU NIFAS YANG MELAKUKAN PERAWATAN BUDAYA MANDI AIR HANGAT. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(4), 6869–6875. https://doi.org/10.31004/jkt.v4i4.22371
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.