Hadith commentary (sharḥ) is the result of dynamic ijtihad which has a dialectical relation with the socio-historical conditions of the commentator (shāriḥ). This paper aims to examine the existence of social dialectics and the interrelated subjectivity of authorship in hadith commentary, namely Tarjamah Bulughul Maram Ibnu Hajar al-Asqalani Terjemahan Beserta Keterangannya written by Ahmad Hassan. It discusses two issues: 1) on the motivation of Ahmad Hassan’s authorship in writing the book Tarjamah Bulughul Maram; 2) on the local values which are manifested in the book. By using descriptive-analytical method and interpretive approach, this paper argues two conclusions. First, the background of the authorship of the hadith commentary is inseparable from Hassan’s response to social conditions that require explanations of the Bulūgh al-Marām. In addition, he also interested in disseminating the notion of Islamic renewal through his work. Second, local elements of the archipelago which are manifested in his commentary book, including: local language, appreciation of local treasures, response to local traditions, and legal provisions. Syarah hadis merupakan hasil ijtihad yang dinamis dan selalu memiliki hubungan dialektis dengan kondisi sosio-historis penulisnya (shāriḥ). Tulisan ini hendak menunjukan eksistensi dialektika sosial dan subjektivitas kepengarangan yang saling bertautan. Dengan menjadikan Tarjamah Bulughul Maram Ibnu Hajar al-Asqalani Terjemahan Beserta Keterangannya yang ditulis oleh Ahmad Hassan sebagai objek kajian, artikel ini hendak mendiskusikan dua hal, yaitu: 1) tentang motivasi kepengarangan Ahmad Hassan dalam menulis kitab Tarjamah Bulughul Maram? 2) tentang nilai-nilai lokal yang termanifestasikan dalam kitab syarah tersebut. Dengan menggunakan metode deskriptif-analitis dan pendekatan interpretatif, tulisan ini menemukan dua kesimpulan. Pertama, latar kepengarangan syarah hadis tersebut tidak terlepas dari respon Hassan terhadap kondisi sosial yang membutuhkan penjelasan atas kitab Bulūgh al-Marām. Selain itu, Hassan juga memiliki kepentingan untuk mendiseminasikan paham pembaharuan Islam melalui karyanya tersebut. Kedua, unsur lokal Nusantara yang termanifestasikan dalam kitab syarah tersebut, di antaranya: bahasa lokal, apresiasi khazanah lokal, respon terhadap tradisi lokal, dan ketentuan hukum.
CITATION STYLE
Bisri, K., Soebahar, Moh. E., & Ulama’i, A. H. A. (2021). Unsur Lokal Nusantara dalam Syarah Hadis: Studi Kitab Tarjamah Bulughul Maram Karya Ahmad Hassan. Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith, 11(2), 253–282. https://doi.org/10.15642/mutawatir.2021.11.2.253-282
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.