Deradikalisasi pendidikan Islam berbasis khazanah pesantren

  • Masduqi I
N/ACitations
Citations of this article
257Readers
Mendeley users who have this article in their library.

Abstract

Violence in the name of religion often happens in Indonesia. Pesantren is considered as a nest of terrorism because it has been being tought religious radicalism here. This study can be concluded that Islam is as a religion of universal love (rahmatan lil ‘alamin).Here, it is tought education that upholds the principle of mutual respect for differences,harmony, peace, civility, and other manifestations of noble character. But the teachings of “rahmatan lil ‘alamin” is often reduced to justify violence in the name of religion by sensible dogmatic radical groups. De-radicalizational steps are needed to develop Islamic education that is more humane. Kekerasan atas nama agama semakin marak terjadi di Indonesia. Bahkan pesantren dianggap sebagai sarang terorisme karena di sini diajarkan radikalisme agama.Penelitian ini pada simpulan bahwa Islam sebagai agama kasih sayang universal (rahmatan lil ‘alamin). Di sini, diajarkan pendidikan yang menjunjung tinggi prinsip saling menghargai perbedaan, kerukunan, perdamaian, kesantunan,dan manifestasi akhlak mulia yang lainnya. Namun ajaran rahmatan lil ‘alamin tersebut sering direduksi oleh kelompok dogmatik yang berpaham radikal untuk menjustifikasi aksi-aksi kekerasan atas nama agama. Langkah-langkah deradikalisasi diperlukan untuk membangun pendidikan Islam yang lebih humanis.

Cite

CITATION STYLE

APA

Masduqi, I. (1970). Deradikalisasi pendidikan Islam berbasis khazanah pesantren. Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 1. https://doi.org/10.14421/jpi.2013.21.1-20

Register to see more suggestions

Mendeley helps you to discover research relevant for your work.

Already have an account?

Save time finding and organizing research with Mendeley

Sign up for free