Dalam perspektif sejarah persekolahan, kebermaknaan suatu se-kolah/madrasah selalu dilihat dalam alasan “kehadirannya” sebagai institusi masyarakat, yaitu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik individual maupun ke-lompok. Salah satu kebutuhan tersebut adalah kepemilikan kemampuan yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat ituDewasa ini, posisi pendidikan di sekolah/madrasah diberi peranan yang sangat dinamis. Pendidikan semakin diarahkan kepada tujuan-tujuan nasional. Sebagai salah satu di antara “industri” vital negara, pendidikan mengabdikan diri untuk menghasilkan manusia- manusia yang diperlukan dalam memajukan kemakmuran bangsa, bahkan memajukan kedudukan bangsa dan negara di dunia yang bersaing. Pernyataan-pernyataan seperti “pendidikan sebagai investasi” atau “pendidikan adalah kunci perubahan” pada dewasa ini sedang memperoleh pengakuan sebagai kebenaran di kalangan para pemimpin negara, para perancang kebijakan, dan para ahli yang menaruh minat dalam proses pembangunan.Salah satu pendekatan untuk memposisikan peran pendidikan di se-kolah/madrasah adalah melihat peran sekolah/madrasah untuk menolong individu, keluarga, masyarakat, dan negara dalam menjawab permasalahan yang perlu di-pecahkan. Salah satu masalah yang dihadapi pada saat ini adalah adanya kenyataan sebagian besar (53,12%) lulusan sekolah/madrasah (khususnya SMU/MA) yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dan sebagaian besar lulusan SLTP/MTs tidak melanjutkan ke SLTA Kenyataan ini mengundang pemikiran yang serius, karena lulusan SLTP/MTs dan SMU/MA pada dasarnya tidak dibekali kecakapan khusus (life skills) untuk memasuki dunia kerja.
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.
CITATION STYLE
Satori, D., & Sa’ud, U. S. (2003). IMPLEMENTASI PROGRAM “LIFE SKILLS” DAN “BROAD-BASED EDUCATION” SEBAGAI STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH. Jurnal Administrasi Pendidikan, 1(1). https://doi.org/10.17509/jap.v1i1.6056