Artikel ini membahas sejarah mitos Zoning Oru Dia dan Oko Maya yang berkaitan dengan suku Siriyei, Wasiye, dan Dewuwai. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif, dan analisis data menggunakan teknik Miles & Haberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun suku Siriyei, Wasiye, dan Dewuwai telah memeluk agama Kristen sejak tahun 1907, mereka masih menjalankan upacara Oru Dia secara teratur. Upacara Oru Dia dipercaya oleh suku Bukisi sebagai hakim yang dapat menyelesaikan masalah duniawi. Mitos Zoning Oru Dia dan Oko Maya menjadi bagian integral dari budaya suku tersebut dan tidak dapat dipisahkan dari janji mereka. Mitos tersebut memberikan pandangan yang sangat berbeda tentang dunia dan kehidupan, serta menjelaskan hubungan antara manusia, alam, dan kekuatan supranatural. Penelitian ini menyimpulkan bahwa walaupun suku Siriyei, Wasiye, dan Dewuwai telah memeluk agama Kristen, mereka masih sangat mempertahankan dan menjaga tradisi adat mereka. Upacara Oru Dia dan Oko Maya tetap menjadi bagian penting dari kebudayaan suku Bukisi, dan mitos-mitos tersebut terus dipercayai dan diteruskan dari generasi ke generasi. Dalam hal ini, penelitian ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang kebudayaan dan tradisi suku Bukisi, serta menjelaskan betapa pentingnya menjaga warisan budaya yang sangat berharga bagi keberlangsungan kehidupan mereka.
CITATION STYLE
Sunawan, F. (2023). Oru Dia Sejarah Mitos (Soning, Oko, Meya) Masyarakat Adat Bukisi di Distrik Yokari Kabupaten Jayapura. Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan Dan Kemasyarakatan, 17(3), 2063. https://doi.org/10.35931/aq.v17i3.2172
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.