Satu kajian telah dilakukan tentang inovasi integrasi tanaman-ternak melalui pemanfaatan hasil ikutan sawit untuk meningkatkan produksi sapi potong lokal Sumatera Barat tahun 2014. Tiga kategori data dikumpulkan, yaitu (1) aspek sosial ekonomi peternak, (2) pertambahan berat badan harian sapi dan (3) produksi kelapa sawit. Semua data diambil dari kelompok Sri Langgeng (13 responden) di Dharmasraya dan kelompok Tanjung Keramat (10 responden) di Pasaman Barat. Hasilnya menunjukan bahwa rataan umur peternak adalah 39 tahun, mempunyai kebun sawit seluas 2,2 ha dan 4,1 ha dengan 4,2 ekor dan 6,2 ekor sapi masing masing di Tanjung Keramat dan Sri Langgeng. Penerimaan bulanan mereka ialah Rp 1,63 juta dan seputar Rp 1,05 juta merupakan sumbangan dari ternak sapi di kedua kelompok. Pemberian pakan tambahan dengan hasil ikutan sawit menaikan berat badan sapi 0,14 dan 0,09 kg/ekor/hari, masing masing di Sri Langgeng dan Tanjung Keramat. Sebaliknya ternak kontrol justru berkurang beratnya sebesar -0,17 dan -0,11 kg/ekor/hari. Penggunaan pupuk organik dari kotoran sapi – diatas dari hasil pupuk buatan – menambah buah sawit sebesar 39,4 % dan 48,4 % di kedua kelompok. Kajian membuktikan bahwa ada peluang untuk mempercepat proses adopsi integrasi sapi dengan tanaman diarea perkebunan kelapa sawit Sumatera Barat
CITATION STYLE
Bamualim, A. M., Madarisa, F., Pendra, Y., Mawardi, E., & Asmak, -. (2015). Kajian Inovasi Integrasi Tanaman – Ternak melalui Pemanfaatan Hasil Ikutan Tanaman Sawit untuk Meningkatkan Produksi Sapi Lokal Sumatera Barat. Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science), 17(2), 83. https://doi.org/10.25077/jpi.17.2.83-93.2015
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.