Bahasa Bawean merupakan kreolisasi bahasa Madura. Bahasa lokal ini dituturkan oleh penduduk di wilayah administratif Kabupaten Gresik Jawa Timur yang mayoritas penduduknya merupakan penutur bahasa Jawa. Selain itu, budaya dan bahasa Melayu sangat mempengaruhi keseharian kehidupan berbahasa penduduk Pulau Bawean. Pengaruh bahasa Jawa dan Melayu membuat bahasa Bawean yang sebagian besar kosakatanya berasal dari bahasa Madura menjadi sebuah bahasa yang unik dalam perkembangannya. Berbagai pengaruh bahasa tersebut menjadikan bahasa Bawean berkembang menjadi sebuah bahasa hibrida. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan mendeskripsikan keunikan tipologi morfologis bahasa Bawean. Data penelitian yang dikumpulkan dari hasil observasi dan wawancara adalah berupa kata dalam bahasa Bawean, baik berupa kata dasar maupun kata bentukan. Selanjutnya, dilakukan analisis menggunakan metode padan translasional dan metode distribusional dengan pendekatan teori morfologi. Guna kepentingan membangun teori bahasa lokal, penelitian ini penting untuk dilakukan. Secara tipologi morfologis, penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar kosakata bahasa Bawean mengadopsi kosakata bahasa Madura. Namun, terdapat pula kosakata serapan dari bahasa Indonesia, Jawa, bahkan Melayu yang dituturkan baik dengan cara tutur bahasa yang diserap maupun dengan cara tutur bahasa Madura. Kata bentukan bahasa Bawean mengikuti kaidah morfologi hibrida bahasa Madura dan Jawa. Selain itu, kasus Pseudo-Reduplikasi juga mewarnai proses morfologis bahasa Bawean ini.
CITATION STYLE
Andayani, S. (2022). TIPOLOGI BAHASA BAWEAN SEBAGAI KREOLISASI BAHASA MADURA DALAM IDENTITASNYA SEBAGAI BAHASA HIBRIDA. Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia, 365–370. https://doi.org/10.51817/kimli.vi.80
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.