Pektin merupakan biopolimer yang diperoleh melalui proses ekstraksi dari limbah buah-buahan. Pektin dipisahkan dari jaringan tanaman melalui proses ekstraksi, yaitu berupa proses pemisahan dari bahan padat atau cair dengan menggunakan pelarut asam. Kulit buah sukun diketahui memiliki kandungan pektin yang cukup tinggi sehingga memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses pembuatan pektin. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit buah sukun menjadi produk pangan berupa pektin. Dalam penelitian ini akan membandingkan karakteristik pektin yang dihasilkan dari kulit sukun matang dan kulit sukun mentah menggunakan metode ekstraksi refluk dengan pelarut asam sitrat dengan konsentrasi 7 % sebanyak 500 mL pada suhu 95°C. Variasi waktu ekstraksi yang digunakan adalah 170, 175,180, 185, dan 190 menit. Hasil penelitian menunjukkan rendemen tertinggi dihasilkan oleh kulit sukun mentah sebesar 41,068 % dengan waktu ektraksi selama 170 menit. Sedangkan kadar air terendah dihasilkan oleh kulit sukun matang dengan waktu ekstraksi selama 190 menit yaitu sebesar 1,78 %. Dalam hal kadar metoksil memiliki hasil yang sama menggunakan kulit sukun mentah dan matang. kadar galakturonat tertinggi diperoleh dari kulit sukun mentah dengan waktu ekstraksi 190 menit dengan perolehan kadar sebesar 81,06 %.
CITATION STYLE
Nurlaila, R., Muarif, A., Nurfikasari, D., Fibarzi, W. U., & Putri, E. N. (2023). PENGARUH KEMATANGAN KULIT BUAH SUKUN TERHADAP PEKTIN YANG DIHASILKAN DENGAN PELARUT ASAM SITRAT. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 12(2), 203. https://doi.org/10.29103/jtku.v12i2.13059
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.