Guru merupakan seorang pendidik yang memiliki kedudukan terhormat dan mulia. Guru sebagai pengajar berperan penting terhadap tumbuh kembang karakter anak didiknya di sekolah. Dalam hal pengajaran di sekolah, guru harus menjadi figur teladan bagi para murid dalam berattitude baik selama proses pembelajaran. Namun dewasa ni tidak sedikit guru yang melakukan penyimpangan perilaku seperti bullying terhadap murid dan rekan sejawat dalam praktik pendidikan. Hal tersebut menjadi bahan imitasi para murid yang berdampak pada rendahnya etika guru dalam mengajar, telah menyentangkan pemangku pendidikan di Indonesia untuk mewujudkan kembali tatanan karakter budi pekerti dalam diri siswa melalui etika guru dalam mengajar di sekolah. Pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini dari bangku sekolah dasar. Di sekolah dasar adalah tempat utama dalam menginternalisasikan nilai-nilai karakter budi pekerti dalam diri murid yang dapat dilakukan melalui pembelajaran etika dari seorang guru yang berpijak pada empat pilar, dimaknai secara holistik yang digariskan oleh UNESCO, yakni learning to know, learning to do, learning to be, and learning to live together. Dalam proses pendidikan, dapat diyakini suatu proses penanaman budi pekerti dapat diwujudkan melalui suri tauladan guru dalam mengajar dengan berlandarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam mengembangkan potensi manusia seutuhnya dengan mengedepankan nilai budi pekerti yang meliputi pengajaran pengetahuan (cipta), afektif (karsa) sehingga menghasilkan suatu keterampilan (karya).
CITATION STYLE
Zubaidah, R. S. A. N. (2022). ETIKA GURU DALAM MENGAJAR SEBAGAI PERWUJUDAN KARAKTER BUDI PEKERTI SISWA DI SEKOLAH. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 1(4), 1125–1138. https://doi.org/10.55681/sentri.v1i4.343
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.