AbstrakSenyawa radikal dalam tubuh sangat reaktif terhadap sel-sel, sehingga dapat menyebabkan berbagai penyakit. Senyawa yang mampu menangkal radikal bebas disebut antioksidan. Bawang hitam diketahui mengandung senyawa aktif fenolik dan turunannya sehingga dapat digunakan sebagai antioksidan. Penelitian tentang penggunaan bawang hitam sebagai antioksidan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan waktu pemanasan (15, 25, dan 35 hari) terhadap aktivitas antioksidan pada ekstrak bawang hitam. Bawang hitam diperoleh dengan cara memanaskan bawang putih selama 15, 25, dan 35 hari. Bawang hitam selanjutnya diekstraksi dengan pelarut metanol dengan metode maserasi. Filtrat hasil ekstraksi dipekatkan dengan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak bawang hitam. Ekstrak bawang hitam diuji fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa aktif. Aktivitas antioksidan ekstrak bawang hitam ditentukan dengan metode penangkalan radikal 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Hasilnya menunjukkan ekstrak bawang hitam memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 masing-masing 15 hari yaitu 2,41 µg/mL; 25 hari yaitu 2,93 µg/mL; 35 hari yaitu 2,27 µg/mL. Nilai IC50 <10 μg/mL menunjukkan bahwa ekstrak bawang hitam dengan waktu pemanasan 15, 25, dan 35 hari memiliki potensi antioksidan yang sangat kuat. Waktu pemanasan yang paling optimum dalam penangkalan radikal bebas adalah ekstrak bawang hitam dalam waktu pemanasan 35 hari, karena banyak terdapat kandungan senyawa flavonoid, tanin, sterol, dan saponin.Abstract Radical compounds in the body are very reactive to cells that can cause various diseases. Compounds that are able to ward off free radicals are called antioxidants. Black garlic are known to contain phenolic active compounds and their derivatives so that they can be used as antioxidants. Research on the use of black garlic as an antioxidant aims to determine the difference in heating time (15, 25, and 35 days) on the antioxidant activity of black garlic extract. Black garlic are obtained by heating the garlic for 15, 25, and 35 days. The black garlic is then extracted with methanol solvent by maceration method. The extracted filtrate was concentrated with a rotary evaporator to obtain the black garlic extract. Black garlic extract was tested for phytochemistry to determine the content of active compounds. The antioxidant activity of black garlic extract was determined by the radical deterrence method 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). The results showed that the onion extract had a very strong antioxidant activity with an IC50 value of 15 days each of 2.41 µg/mL; 25 days which is 2.93 μg/mL; 35 days which is 2.27 µg/mL. IC50 values <10 μg/mL indicate that the black garlic extract with a heating time of 15, 25, and 35 days has a very strong antioxidant potential. The most optimum heating time in deterring free radicals is black garlic extract within 35 days of heating because there are many compounds containing flavonoids, tannins, sterols, and saponins.
CITATION STYLE
Agustina, E., Andiarna, F., & Hidayati, I. (2020). UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BAWANG HITAM (BLACK GARLIC) DENGAN VARIASI LAMA PEMANASAN. Al-Kauniyah: Jurnal Biologi, 13(1), 39–50. https://doi.org/10.15408/kauniyah.v13i1.12114
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.