Pemanfaatan limbah tempurung kelapa di Indonesia masih kurang dan terbatas, bahkan umunya masih dianggap sebagai limbah bahan bakar setiap harinya. Sedangkan limbah tempurung kelapa memiliki daya serap yang tinggi dan luas permukaan yang besar yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber alternatif material Graphene Oxide (GO) yang ramah lingkungan serta ketersediaannya dapat diperbarui. Graphene oxide merupakan material dengan konduktivitas yang sangat baik, memiliki kisi hexagonal menyerupai sarang lebah dan terdapat lengkungan karena adanya gugus oksigen dalam bentuk karboksil dan karbonil didalamnya. Proses sintesis graphene oxide dari tempurung kelapa ini menggunakan metode Hummer atau oksidasi secara kimia. Karakterisasi material dilakukan untuk mendapatkan material graphene oxide yang bagus. Hasil SEM menyatakan perbedaan ukuran partikel dan pada tepi partikel terlihat agak tebal yang menunjukkan adanya gugus fungsi oksigen yang diperjelas dengan hasil EDX dimana unsur karbon sebanyak 86,8 wt% dan unsur oksigen sebanyak 12,8 wt%. Perbandingan hasil dari karakterisasi FTIR dari sampel GO hasil sintesis dengan referensi menjelaskan adanya berbagai gugus fungsi yang mengandung oksigen dalam sampel GO. Kemudian pada pengukuran spektroskopi raman diperoleh rasio sebesar 0,84 yang menyatakan bahwa sampel hasil sintesis merupakan sampel GO. Meskipun pada karakterisasi XRD didapatkan pergeseran pola difraksi material GO yang khas pada pembentukan rGO, hal ini dapat disebabkan dari prekusor yang digunakan dalam sintesis merupakan bahan amorf dan adanya perubahan derajat oksidasi selama proses sintesis. Kata Kunci: Graphene Oxide, Tempurung Kelapa, Metode Hummer Abstract Utilization of coconut shell waste in Indonesia is still lacking and limited, in fact it is generally still considered as fuel waste every day. Meanwhile, coconut shell waste has a high absorption capacity and a large surface area which can be used as an alternative source of Graphene Oxide (GO) material which is environmentally friendly and its availability can be renewed. Graphene oxide is a material with very good conductivity, has a hexagonal lattice resembling a honeycomb and has a bend due to the presence of oxygen groups in the form of carboxyl and carbonyl in it. The process of synthesizing graphene oxide from coconut shells uses the Hummer method or chemical oxidation. Material characterization was carried out to obtain a good graphene oxide material. The SEM results revealed differences in particle size and on the edges of the particles it looked rather thick indicating the presence of oxygen functional groups which was clarified by the EDX results where the carbon element was 86.8 wt% and the oxygen element was 12.8 wt%. Comparison of the results of the FTIR characterization of the synthesized GO samples with references explaining the presence of various oxygen-containing functional groups in the GO samples. Then on Raman spectroscopy measurements, the ratio was obtained at 0.84 which stated that the synthesized sample was a GO sample. Although the XRD characterization obtained a shift in the diffraction pattern of GO material that is typical for the formation of rGO, this can be caused by the precursor used in the synthesis which is an amorphous material and the degree of oxidation changes during the synthesis process. Keywords: Graphene Oxide, Coconut Shell, Hummer Method
CITATION STYLE
Putri, N. A., & Supardi, Z. A. I. (2023). SINTESIS DAN KARAKTERISASI GRAPHENE OXIDE (GO) DARI BAHAN ALAM TEMPURUNG KELAPA. Inovasi Fisika Indonesia, 12(2), 47–55. https://doi.org/10.26740/ifi.v12n2.p47-55
Mendeley helps you to discover research relevant for your work.